Direktur Operasi dan Produksi Timah (TINS) Diberhentikan Sementara, Ada Apa?

  Emiten anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID, PT Timah Tbk (TINS) mengumumkan pemberhentian sementara Direktur Operasi dan Produksi Nur Adi Kuncoro terhitung sejak 13 Oktober 2025. Manajemen TINS tidak menjelaskan secara rinci penyebab pemberhentian Nur Adi Kuncoro dari posisi tersebut. Bila merujuk pada keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Nur Adi Kuncoro diberhentikan dari jabatannya untuk sementara karena terdapat alasan mendesak bagi perusahaan.  "Perusahaan memberikan tugas kepada Direktur Utama PT Timah Tbk sebagai Pelaksana tugas (Plt) Direktur Operasi dan Produksi terhitung sejak tanggal 13 Oktober 2025 sampai dengan ditetapkan pada keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terdekat," tulis Division Head Corporate Secretary Timah Rendi Kurniawan dalam keterbukaan informasi, Rabu (15/10/2025) malam. Pihak TINS merujuk pada ketentuan Pasal 11 ayat 27 Anggaran Dasar Perseroan bahwa Anggota Direksi sewaktu-waktu dapat diberhentikan unt...

Rupiah Menguat ke Rp14.014 per Dolar di Awal Pekan


Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.014 per dolar AS pada Senin (4/11). Posisi tersebut menguat 24 poin atau 0,18 persen dibandingkan perdagangan Jumat (1/11) lalu yang di Rp14.038 per dolar AS.

Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah di posisi Rp14.002 per dolar AS, melemah dibandingkan posisi Jumat, yakni Rp14.066 per dolar AS.

Sore hari ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia menguat terhadap dolar AS. Tercatat, won Korea menguat 0,54 persen, lira Turki menguat 0,25 persen, dan ringgit Malaysia menguat 0,24 persen. Selanjutnya, rupee India menguat 0,14 persen, peso Filipina menguat 0,10 persen, yuan China menguat 0,07 persen, serta dolar Singapura menguat 0,04 persen.

Sementara, pelemahan terjadi pada baht Thailand sebesar 0,02 persen, dolar Hong Kong 0,03 persen, serta yen Jepang sebesar 0,18 persen terhadap dolar AS.
Di negara maju, mayoritas nilai tukar melemah terhadap dolar AS. Poundsterling Inggris dan dolar Canada tercatat melemah dengan nilai masing-masing 0,01 dan 0,02 persen, disertai euro yang juga keok 0,07 persen.

Penguatan hanya dialami dolar Australia yang menguat sebesar 0,04 persen terhadap dolar AS. Kepala Riset PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menilai penguatan rupiah diakibatkan sentimen dari pelaku pasar yang masih mengharapkan terjadinya perjanjian dagang antara AS dan China dalam waktu dekat ini.

"Sentimen positif karena harapan penandatanganan perjanjian dagang fase 1 AS dan China di bulan November mendorong penguatan rupiah terhadap dolar AS," kata Ariston kepada CNNIndonesia.com, Senin (4/11).

Namun, penguatan tersebut tertahan kenaikan tingkat imbal hasil obligasi jangka waktu pinjaman AS selama 10 tahun. "Itu membuat rupiah kembali tertahan di atas level Rp14.000 terhadap dolar AS," pungkasnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cermati Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Senin (3/3) Usai IHSG Terjun ke 6.270

Bitcoin Menuju US$115.000, Tapi Tangan Tak Terlihat Dealer Bisa Redam Rally

Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Senin 12 Februari 2024, Cek Daftarnya di Sini