Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo berpandangan ekonomi syariah bisa menjadi
bantalan bagi perekonomian Indonesia di tengah perlambatan ekonomi global.
Terlebih, Indonesia merupakan negara dengan penduduk mayoritas muslim terbesar
di dunia.
Perry mengatakan Indonesia punya peluang mendorong pertumbuhan dari ekonomi
syariah karena ada banyak saluran pertumbuhan ekonomi dari sektor tersebut.
Misalnya, dari sektor keuangan melalui bank, perusahaan asuransi syariah, hingga
berbagai produk keuangan syariah.
Selain itu, sumber lainnya juga berasal dari ekonomi riil yang bersentuhan
langsung dengan masyarakat, seperti industri produk halal, pondok pesantren,
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), hingga pariwisata halal.
"Ini bisa menjadi daya dukung ekonomi dan keuangan syariah yang kemudian
mendukung ekonomi nasional, termasuk untuk memitigasi dampak dari perekonomian
global yang sedang turun," ucap Perry di sela Indonesia Sharia Economic
Festival (ISEF) 2019 di JCC, Jakarta, pada Rabu (12/11).
Bahkan, menurutnya, potensi ekonomi dari sektor syariah
sangat besar dan belum semuanya dirasakan oleh Indonesia. Pasalnya, data
keterjangkauan sektor keuangan alias inklusi Indonesia baru sekitar 60 persen
dari total penduduk di Tanah Air.
Sisanya, 40 persen lainnya justru belum menikmati produk dari sektor keuangan.
Begitu pula dari sisi ekonomi riil, di mana masih banyak masyarakat yang belum
benar-benar menggunakan produk halal dalam pemenuhan kebutuhannya.
"Di setiap tubuh muslimah, ada 32 items yang seharusnya tersertifikasi
halal, ini potensi bagi UMKM dan segmen tersebut. Kami yakin pengembangan
ekonomi syariah tidak hanya meningkatkan inklusi, tapi juga mendorong ekonomi
nasional di tengah melambatnya ekonomi di dunia," terangnya.
Lebih lanjut, ia menyatakan ekonomi syariah bisa menjadi arus baru bagi
perekonomian nasional ke depan. Syaratnya, Indonesia mampu mengembangkan
berbagai instrumen produk keuangan, produk halal, kurikulum ekonomi syariah,
riset dan edukasi hingga kampanye pola hidup halal.
Sebagai informasi, selama lima tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi Indonesia
terjebak di kisaran 5 persen. Pada kuartal III 2019 lalu, ekonomi cuma tumbuh
5,02 persen atau melambat dibanding periode yang sama tahun lalu, 5,17 persen.
Komentar
Posting Komentar