Rokok Kerek Inflasi Oktober 0,02 Persen
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Harga
Konsumen (IHK) mengalami inflasi secara
bulanan (month-to-month) sebesar 0,02 persen
pada Oktober 2019. Angka ini berbanding terbalik dengan bulan sebelumnya di
mana indeks harga deflasi, 0,27 persen.
Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan realisasi ini menjadikan inflasi tahun kalender mencapai 2,20 persen hingga Oktober kemarin. Tetapi, inflasi ini lebih rendah dibanding dari Oktober tahun lalu yang tercatat sebesar 0,28 persen.
"Angka ini inflasi ini terkendali, tinggal 2 bulan lagi dan saya yakin target inflasi akan tercapai" ujarnya, Jumat (1/11).
Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan realisasi ini menjadikan inflasi tahun kalender mencapai 2,20 persen hingga Oktober kemarin. Tetapi, inflasi ini lebih rendah dibanding dari Oktober tahun lalu yang tercatat sebesar 0,28 persen.
"Angka ini inflasi ini terkendali, tinggal 2 bulan lagi dan saya yakin target inflasi akan tercapai" ujarnya, Jumat (1/11).
Suhariyanto mengatakan inflasi terjadi di 49 kota di Indonesia, sedangkan 39 kota lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Manado sebesar 1,22 persen dan terendah terjadi di tiga kota yakni Pematang Siantar, Tual, dan Ternate sebesar 0,01 persen.
Jika dilihat secara komponen, kelompok bahan makanan jadi,
minuman, dan tembakau mengalami inflasi tertinggi sebesar 0,45 persen dengan
sumbangan kepada inflasi sebesar 0,08 persen. Dari komponen ini, lanjut dia,
komoditas yang cukup dominan kepada inflasi adalah nasi dan lauk pauk, rokok
kretek dan rokok putih yang menyumbang inflasi masing-masing sebesar 0,05
persen.
Selain itu, beberapa komoditas mengalami kenaikan adalah harga daging ayam ras sebesar 0,05 persen dan bawang merah sebesar 0,02 persen.
"Tetapi karena banyak komoditas yang mengalami penurunan harga seperti cabai, maka bahan mengalami deflasi 0,41 persen," katanya.
Sementara itu, inflasi inti masih bergerak 0,17 persen yang mengindikasikan bahwa deflasi ini bukan terjadi karena penurunan daya beli masyarakat. Dengan demikian, ini menyebabkan inflasi secara tahunan (year-on-year) mencapai 3,13 persen.
Selain itu, beberapa komoditas mengalami kenaikan adalah harga daging ayam ras sebesar 0,05 persen dan bawang merah sebesar 0,02 persen.
"Tetapi karena banyak komoditas yang mengalami penurunan harga seperti cabai, maka bahan mengalami deflasi 0,41 persen," katanya.
Sementara itu, inflasi inti masih bergerak 0,17 persen yang mengindikasikan bahwa deflasi ini bukan terjadi karena penurunan daya beli masyarakat. Dengan demikian, ini menyebabkan inflasi secara tahunan (year-on-year) mencapai 3,13 persen.
Komentar
Posting Komentar