Harga jual emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) berada di posisi Rp764
ribu per gram pada Jumat (1/11) atau naik Rp9.000 dari Rp755 ribu per gram pada
Kamis (31/10). Begitu pula dengan harga pembelian kembali (buyback) naik Rp10 ribu dari semula
Rp674 ribu menjadi Rp684 ribu per gram pada hari ini.
Berdasarkan data Antam, harga jual emas berukuran 0,5 gram senilai Rp406,5
ribu, 2 gram Rp1,47 juta, 3 gram Rp2,19 juta, 5 gram Rp3,64 juta, 10 gram
Rp7,21 juta, 25 gram Rp17,93 juta, dan 50 gram Rp35,78 juta. Kemudian, harga
emas berukuran 100 gram senilai Rp71,5 juta, 250 gram Rp178,5 juta, 500 gram
Rp356,8 juta, dan 1 kilogram Rp701,6 juta.
Harga jual emas tersebut sudah termasuk Pajak Penghasilan (PPh) 22 atas emas
batangan sebesar 0,45 persen bagi pemegang Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Bagi
pembeli yang tidak menyertakan NPWP memperoleh potongan pajak lebih tinggi
sebesar 0,9 persen.
Sementara harga emas di perdagangan internasional berdasarkan acuan pasar
Commodity Exchange COMEX berada di posisi US$1.514,5 per troy ons atau melemah
0,02 persen. Sementara harga emas di perdagangan spot stagnan di US$1.512,94
per troy ons pada pagi ini.
Analis sekaligus Direktur Utama Garuda Berjangka Ibrahim
Assuaibi memperkirakan harga emas akan bergerak di kisaran US$1.485,7 per troy
ons sampai US$1.504,1 per troy ons pada hari ini. Pergerakan harga emas,
katanya, masih akan dipengaruhi oleh kebijakan penurunan tingkat bunga acuan bank
sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve pada Kamis (31/10).
The Fed telah memangkas bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 1,5
persen hingga 1,75 persen. Sementara untuk ke depan, The Fed menyatakan tidak
akan memangkas bunga, kecuali ekonomi AS semakin melemah.
"Ini membuat perdagangan besok untuk harga emas
kemungkinan masih akan menguat," ucap Ibrahim
Selain sentimen bunga acuan The Fed, pergerakan harga emas
akan meningkat berkat ketidakpastian pada kelanjutan negosiasi antara AS dan
China.
Kedua negara dengan ekonomi terbesar itu sudah bertemu kembali dan berencana
menandatangani kesepakatan pada November. Namun, pelaku pasar rupanya masih
belum benar-benar optimistis pada perbaikan hubungan dagang antara AS dan
China.
Di sisi lain, ada sentimen dari pembatalan pertemuan dewan kerja sama ekonomi
Asia Pasifik di Chili, sehingga menambah ketidakpastian di global.
Komentar
Posting Komentar