Direktur Operasi dan Produksi Timah (TINS) Diberhentikan Sementara, Ada Apa?

  Emiten anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID, PT Timah Tbk (TINS) mengumumkan pemberhentian sementara Direktur Operasi dan Produksi Nur Adi Kuncoro terhitung sejak 13 Oktober 2025. Manajemen TINS tidak menjelaskan secara rinci penyebab pemberhentian Nur Adi Kuncoro dari posisi tersebut. Bila merujuk pada keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Nur Adi Kuncoro diberhentikan dari jabatannya untuk sementara karena terdapat alasan mendesak bagi perusahaan.  "Perusahaan memberikan tugas kepada Direktur Utama PT Timah Tbk sebagai Pelaksana tugas (Plt) Direktur Operasi dan Produksi terhitung sejak tanggal 13 Oktober 2025 sampai dengan ditetapkan pada keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terdekat," tulis Division Head Corporate Secretary Timah Rendi Kurniawan dalam keterbukaan informasi, Rabu (15/10/2025) malam. Pihak TINS merujuk pada ketentuan Pasal 11 ayat 27 Anggaran Dasar Perseroan bahwa Anggota Direksi sewaktu-waktu dapat diberhentikan unt...

Faktor Teknis Tekan Rupiah ke Level Rp14.022 per Dolar AS


Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.022 per dolar AS pada perdagangan pasar spot, Rabu (6/11) sore. Posisi tersebut melemah 38 poin atau 0,38 persen dibandingkan perdagangan Selasa (5/11) kemarin yang di  Rp13.984 per dolar AS.

Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah di posisi Rp13.993 per dolar AS atau menguat dibandingkan posisi Selasa, yang di Rp14.031 per dolar AS.  Sore hari ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia menguat terhadap dolar AS.

Tercatat, yuan China menguat 0,17 persen, yen Jepang juga menguat sebesar 0,12 persen, begitu juga dolar Singapura dan dolar Hong Kong yang masing-masing menguat tipis sebesar 0,01 dan 0,02 persen. Selanjutnya, negara yang mengalami penurunan nilai adalah Peso Filipina yang terpantau melemah 0,47 persen, rupee India juga melemah 0,36 persen, serta ringgit Malaysia melemah 0,19 persen.

Sementara itu, hanya won Korea berada di posisi stagnan terhadap dolar AS. Di negara maju, mayoritas nilai tukar menguat terhadap dolar AS. Tercatat poundsterling Inggris menguat 0,03 persen, dolar Australia menguat
0,10 persen, serta euro yang menguat sebesar 0,09 persen.
Hanya dolar Kanada yang terpantau melemah tipis sebesar 0,01 persen terhadap dolar AS. Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pelemahan dipicu faktor disebabkan oleh faktor teknis.

"Karena kemarin sudah terlalu cepat penguatannya, wajar kalau hari ini rupiah melemah. Pelemahan akibat technical rebound," kata Ibrahim saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (6/11).

Ibrahim mengatakan pelemahan rupiah hari ini masih tertahan oleh rilis data pertumbuhan ekonomi kuartal III 2019 yang masih bisa mencapai level 5,02 persen.  Pertumbuhan tersebut masih sesuai dengan ekspektasi pasar



Ibrahim menyebut pasar yakin dalam melihat pertumbuhan ekonomi kuartal III. Pertumbuhan tersebut membuat mereka yakin pemerintah  terus berupaya menjaga ekonomi dalam negeri..

Dari sisi eksternal, Ibrahim menilai pergerakan rupiah masih dipengaruhi perkembangan perundingan dagang antara AS-China. Kedua negara masih berupaya mewujudkan kesepakatan damai dagang fase I.

"Pasar menantikan kepastian kapan perjanjian damai dagang fase I akan diteken," tuturnya.

Lebih Lanjut, Ibrahim memperkirakan rupiah akan kembali melemah Kamis (6/11) di kisaran Rp14 ribu hingga Rp14.050 per dolar AS.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cermati Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Senin (3/3) Usai IHSG Terjun ke 6.270

Bitcoin Menuju US$115.000, Tapi Tangan Tak Terlihat Dealer Bisa Redam Rally

Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Senin 12 Februari 2024, Cek Daftarnya di Sini