Direktur Operasi dan Produksi Timah (TINS) Diberhentikan Sementara, Ada Apa?

  Emiten anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID, PT Timah Tbk (TINS) mengumumkan pemberhentian sementara Direktur Operasi dan Produksi Nur Adi Kuncoro terhitung sejak 13 Oktober 2025. Manajemen TINS tidak menjelaskan secara rinci penyebab pemberhentian Nur Adi Kuncoro dari posisi tersebut. Bila merujuk pada keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Nur Adi Kuncoro diberhentikan dari jabatannya untuk sementara karena terdapat alasan mendesak bagi perusahaan.  "Perusahaan memberikan tugas kepada Direktur Utama PT Timah Tbk sebagai Pelaksana tugas (Plt) Direktur Operasi dan Produksi terhitung sejak tanggal 13 Oktober 2025 sampai dengan ditetapkan pada keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terdekat," tulis Division Head Corporate Secretary Timah Rendi Kurniawan dalam keterbukaan informasi, Rabu (15/10/2025) malam. Pihak TINS merujuk pada ketentuan Pasal 11 ayat 27 Anggaran Dasar Perseroan bahwa Anggota Direksi sewaktu-waktu dapat diberhentikan unt...

Pertama Kali Dalam 22 Tahun, Boeing Rugi


Boeing menderita rugi bersih US$636 juta pada tahun lalu. Padahal, perusahaan masih bisa meraih laba US$10,5 miliar pada 2018 lalu.

Masalah tersebut menjadi kerugian tahunan pertama yang dialami Boeing sejak 1997. Selain masalah tersebut, Boeing juga menyatakan operasi inti pesawat komersial mereka juga juga kehilangan uang sampai dengan US$6,7 miliar sepanjang tahun kemarin.

Kerugian tersebut diakibatkan oleh masalah yang menimpa Boeing 737 Max produksi mereka. Masalah  tersebut membuat pendapatan mereka anjlok 24 persen pada tahun lalu.

Penurunan pendapatan terjadi karena sejumlah pembeli membatalkan rencana pembelian pesawat. Pembatalan tersebut membuat Boeing menghentikan pengiriman pesawat mereka ke pelanggan.
Tak hanya itu, Boeing juga mendapatkan masalah berat pada 2019 kemarin. Masalah berkaitan dengan pembayaran kompensasi sebesar US$2,6 miliar kepada pelanggan mereka atas larangan terbang Boeng 737 Max yang diberlakukan usai kecelakaan yang menimpa pesawat jenis tersebut beberapa waktu lalu.

CEO Boeing Dave Calhoun mengatakan perusahaannya akan berusaha bangkit dari keterpurukan tersebut. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mengembalikan 737 Max ke layanan yang aman supaya kepercayaan masyarakat dan dunia bisa pulih seperti dulu.

"Kami memang memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Makanya kami akan fokus mengembalikan 737 Max ke layanan dengan aman demi memulihkan kepercayaan publik," katanya seperti dikutip dari CNNBusiness, Kamis (30/1).

Selain dihadapkan pada masalah Boeing 737 Max, kinerja keuangan Boeing selama 2019 kemarin juga dibebani oleh peningkatan biaya produksi jet. Mereka mencatat biaya produksi jet meningkat $ 2,6 miliar selama 2019.



Pada tahun tersebut, Boeing terus membangun Max sepanjang tahun. Tapi, mereka tidak bisa mengirimkan pesawat produksi mereka

Akibat masalah tersebut, Boeing memiliki 400 jet lengkap yang diparkir di negara bagian Washington dan Texas karena  pengiriman belum bisa dilakukan.

Boeing memperkirakan masalah tersebut berpotensi menambah beban perusahaan sampai dengan US$4 miliar pada 2020 ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cermati Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Senin (3/3) Usai IHSG Terjun ke 6.270

Bitcoin Menuju US$115.000, Tapi Tangan Tak Terlihat Dealer Bisa Redam Rally

Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Senin 12 Februari 2024, Cek Daftarnya di Sini