Badan Meteorologi, Klimatologi,
dan Geofisiko (BMKG) dan
aktivis lingkungan memperkirakan banjir rob akan terjadi di ujung utara DKI Jakarta pekan ini.
Sejumlah mitos menyebut banjir Rob atau air laut pasang yang menggenangi
daratan seringkali dihubungkan dengan fenomena Bulan Purnama. Namun, dari sisi
keilmuan, Lembaga Antariksa dan Penerbangan (LAPAN) menjelaskan bulan purnama
bukan penyebab utama banjir rob.
"Jadi, bukan gerhananya yang menyebabkan banjir tapi gerhana hanya
menambah dari banjir itu [banjir rob] yaitu genangan air menjadi lambat
terbuang ke laut," kata Ketua LAPAN Thomas Djamaludin saat ditemui di
kantor Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Jakarta, beberapa waktu
lalu.
Lebih lanjut, Thomas menjelaskan pasang-surut purnama (spring tides) terjadi
ketika Matahari, Bumi, dan Bulan berada di satu garis lurus. Oleh karena itu,
air laut akan maksimum atau lebih tinggi dibanding biasanya.
Pasang-surut purnama ini
umumnya terjadi dua kali setiap bulan, yakni saat bulan baru dan bulan purnama.
Thomas menyebut banjir rob pun harus diwaspadai.
"Pasang-surut akan maksimum, menyebabkan air laut pasang lebih tinggi
dibandingkan rata-rata. Ini yang perlu diwaspadai," tuturnya.
"Sebab ketika air laut pasang, kemudian sering terjadi hujan. Genangan air
hujan ini mestinya dibuang ke laut tetapi dampak fenomena purnama menyebabkan
air hujan tidak bisa dibuang ke laut," lanjut Thomas.
Akibatnya, ketinggian air bisa mencapai 1,4 meter tetapi saat ini ketinggian
air hanya 40 sentimeter (Cm) karena baru memasuki fase pasang-surut perbani (neap tides)
"Rata-rata ketinggian air laut bisa mencapai 1,4 meter
saat pasang-surut purnama. Sekarang masuk fase pasang-surut perbani ketinggian
air hanya 40 Cm karena posisi Bulan tidak diperkuat dengan Matahari,"
jelas Thomas.
Pasang-surut perbani terjadi ketika Bumi, Bulan, dan Matahari membentuk sudut
tegak lurus, yakni saat Bulan membentuk sudut 90 derajat dengan Bumi. Fenomena
itu terjadi dua kali saat seperempat dan tiga perempat Bulan.
Sebelumnya, aktivis lingkungan yang juga menjabat Ketua DPP Partai Nasional
Demokrat (Nasdem), Emmy Hafild memperkirakan daerah pesisir pantai utara
Jakarta akan terendam banjir rob yang memperparah banjir pada awal 2020.
Pasang maksimum diprediksi akan terjadi pada pukul 10.00 WIB pada 9 Januari,
pukul 10.00-11.00 WIB pada 10 Januari dan pukul 11.00 WIB pada 11 Januari.
Emmy juga mengatakan cuaca ekstrim curah hujan tinggi sudah
diperingatkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sejak
awal Desember 2020. Bahkan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana Daerah juga
sudah memiliki peta rawan banjir.
Akan tetapi, Emmy mengkritik peta rawan tersebut tidak disebarluaskan secara
aktif dan intensif karena Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan warga tidak
mengantisipasi.
"Tampaknya pemerintah daerah tidak mengantisipasinya, sehingga seolah-olah
mendadak, padahal tidak," kata Emmy di akun Facebook-nya, Kamis (2/1).
Komentar
Posting Komentar