Direktur Operasi dan Produksi Timah (TINS) Diberhentikan Sementara, Ada Apa?

  Emiten anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID, PT Timah Tbk (TINS) mengumumkan pemberhentian sementara Direktur Operasi dan Produksi Nur Adi Kuncoro terhitung sejak 13 Oktober 2025. Manajemen TINS tidak menjelaskan secara rinci penyebab pemberhentian Nur Adi Kuncoro dari posisi tersebut. Bila merujuk pada keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Nur Adi Kuncoro diberhentikan dari jabatannya untuk sementara karena terdapat alasan mendesak bagi perusahaan.  "Perusahaan memberikan tugas kepada Direktur Utama PT Timah Tbk sebagai Pelaksana tugas (Plt) Direktur Operasi dan Produksi terhitung sejak tanggal 13 Oktober 2025 sampai dengan ditetapkan pada keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terdekat," tulis Division Head Corporate Secretary Timah Rendi Kurniawan dalam keterbukaan informasi, Rabu (15/10/2025) malam. Pihak TINS merujuk pada ketentuan Pasal 11 ayat 27 Anggaran Dasar Perseroan bahwa Anggota Direksi sewaktu-waktu dapat diberhentikan unt...

Data Ekonomi China akan Bebani IHSG Pada Awal Pekan


Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diramal berbalik arah melemah pada perdagangan Senin (20/1). Perlambatan ekonomi China yang diramal ikut membebani perdagangan saham di dalam negeri akan membebani pergerakan indeks.

Pemerintah China melaporkan ekonominya hanya tumbuh 6,1 persen sepanjang 2019. Realisasi merupakan yang terendah dalam 29 tahun terakhir.

Analis Artha Sekuritas Indonesia Nugroho R Fitriyanto menyatakan potensi pelemahan juga terlihat secara teknikal. Ia memprediksi IHSG hanya bergerak dalam rentang support 6.253-6.272 resistance 6.306-6.321.

"Potensi pelemahan semakin besar di mana jarak stochastic fast semakin berada di bawah stochastic slow setelah membentuk death cross," ungkap Nugroho seperti dikutip dari risetnya awal pekan ini.
Meski diramalkan melemah, Nugroho menyatakan pelaku pasar tetap bisa mengoleksi sejumlah saham tertentu. Ia merekomendasikan saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Indika Energy Tbk (INDY), dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF).

Sementara, Analis Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya mengungkapkan IHSG akan berada dalam rentang konsolidasi. Ini artinya, indeks akan bergerak stagnan atau sedang mencari pergerakan arah baru.

Fase konsolidasi biasanya terjadi setelah indeks berada dalam tren kenaikan atau pelemahan secara terus-menerus. Setelah jenuh, IHSG akan mencari tren baru.

"IHSG saat ini masih terlihat berada dalam rentang konsolidasi wajar di tengah gejolak pasar global maupun regional," kata William melalui risetnya.



Kendati begitu, William melihat IHSG berpeluang ditutup di teritori positif hari ini. Kalau memang sempat melemah di tengah perdagangan, ia menyarankan pelaku pasar melakukan akumulasi beli atau melalukan transaksi beli secara bertahap.

"Hari ini IHSG berpotensi menguat dengan rentang 6.202-6.378," jelas William.

Beberapa saham yang bisa dibeli hari ini, kata William, yaitu PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Astra International Tbk (ASII), PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR), dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).

Sebagai informasi, IHSG sepanjang pekan lalu menguat tipis 0,27 persen dari 6.274 menjadi 6.291. Sementara, nilai kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia (BEI) naik 0,32 persen dari Rp7.238 triliun menjadi Rp7.262 triliun.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cermati Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Senin (3/3) Usai IHSG Terjun ke 6.270

Bitcoin Menuju US$115.000, Tapi Tangan Tak Terlihat Dealer Bisa Redam Rally

Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Senin 12 Februari 2024, Cek Daftarnya di Sini