China terus
melakukan berbagai upaya mencegah penyebaran virus Corona yang telah
merenggut lebih dari 100 korban jiwa. Sementara itu, muncul
spekulasi kalau virus Corona merupakan kecelakaan yang tidak disengaja
dalam penelitian senjata biologis yang dilakukan oleh China. Spekulasi lain
menyamakan virus ini dengan gim Resident Evil.
Melansir The Washington Post, salah satu
spekulasi muncul dari pernyataan mantan perwira intelijen militer Israel, Dany
Shoham. Dia menyebut Wuhan National Biosafety Laboratory di Wuhan, kota di mana
virus Corona berasal terkait dengan program senjata biologi rahasia Beijing.
Selain dari pernyataan Shoham, laporan tahunan Departemen Luar Negeri Amrika
Serikat yang dirilis tahun lalu juga mengatakan China terlibat "dalam
aktivitas biologis dengan aplikasi penggunaan ganda yang potensial."
Wuhan National Biosafety Laboratory adalah fasilitas yang memiliki tingkat
keamanan operasional yang tinggi dan berwenang untuk bekerja pada patogen
berbahaya, termasuk Ebola. Laboratorium yang merupakan bagian dari Institut
Virologi Wuhan itu merupakan pusat penelitian kelas dunia dalam bidang virologi
dan imunologi.
Wuhan National Biosafety Laboratory adalah fasilitas yang
memiliki tingkat keamanan operasional yang tinggi dan berwenang untuk bekerja
pada patogen berbahaya, termasuk Ebola. Orang-orang yang masuk ke laboratorium
itu wajib menggunakan oksigen dan pakaian pelindung.
Profesor biologi kimia dari Universitas Rutgers Richard Ebright menolak gagasan
bahwa virus itu buatan manusia. Sebab, dia mengatakan tidak ada indikasi ke
arah tersebut.
"Berdasarkan genom dan sifat virus, tidak ada indikasi sama sekali bahwa
itu adalah virus hasil rekayasa," kata Ebright.
Pandangan senada juga disampaikan oleh ahli keamanan biologis yang berbasis di
Maryland, Tim Trevan. Dia menyebut sebagian besar negara telah meninggalkan
penelitian senjata biologis karena setelah bertahun-tahun diteliti terbukti
tidak membuahkan hasil.
"Sebagian besar penyakit baru yang jahat berasal dari alam," kata
Trevan.
Meski demikian, Trevan dalam sebuah artikel pernah memperingatkan ada
kemungkinan risiko dalam di fasilitas penelitian di Wuhan pada tahun 2017.
Seorang ahli senjata kimia di University of Maryland, Milton Leitenberg
mengatakan dia dan analis lain di seluruh dunia telah membahas kemungkinan
bahwa virus Corona bagian dari pengembangan senjata di laboratorium Wuhan. Akan
tetapi, dia juga menyebut tidak ada bukti yang meyakinkan untuk mendukung teori
tersebut.
"Jika mereka (China) membuat senjata biologis, itu rahasia," kata
Leitenberg.
Di sisi lain, pengamat Center for a New American Security,
Elsa Kania membenarkan China memiliki ketertarikan dengan persenjataan
bioteknologi. Akan tetapi, virus Corona bukan bagian dari senjata bioteknologi
karena dampaknya tidak terfokus.
"Secara hipotetis, senjata biologis akan dirancang untuk menjadi sangat
ditargetkan dalam pengaruhnya. Sedangkan sejak mewabah, virus Corona sudah
menyebar luas di China dan di seluruh dunia," kata Kania.
Melansir News, laporan tahunan Departemen
Luar Negeri AS tahun 2019 menyebut China telah melanggar perjanjian
internasional dan terlibat dalam penelitian senjata biologis.
"Informasi menunjukkan bahwa Republik Rakyat Tiongkok terlibat dalam
aktivitas biologis dengan aplikasi berpotensi penggunaan ganda, yang
menimbulkan kekhawatiran terkait kepatuhannya dengan Biological Weapons Convention,"
bunyi laporan.
"AS memiliki keprihatinan
kepatuhan sehubungan dengan penelitian dan pengembangan toksin institusi medis
militer Tiongkok karena potensi aplikasi penggunaan ganda dan potensi mereka
sebagai ancaman biologis."
Penasihat lembaga think tank internasional RAND dan mantan wakil wakil menteri
bidang sains dan teknologi di AS Daniel Gerstein menyatakan senjata bilogis
bisa saja dibuat, misalnya mengubah jenis antraks yang tidak berbahaya,
non-patogen menjadi bentuk yang sangat ganas dengan mengubah genom.
"Atau menciptakan kembali patogen seperti virus cacar mematikan, yang
diberantas di alam liar pada tahun 1980. Atau mereka dapat mengembangkan
senjata spesifik yang menargetkan baik individu atau bahkan seluruh ras. Dengan
manipulasi yang tepat, patogen dapat dibuat untuk memiliki invasi yang lebih
besar atau virulensi dalam populasi target," kata Gerstein.
Dikaitkan Dengan Game Resident Evil
Melansir Kotaku, pengguna aplikasi Weibo
mengaitkan virus Corona dengan game Resident Evil.
Hal itu terjadi karena ada beberapa hal yang mirip, misalnya logo
perusahaan bioteknologi Shanghai Ruilan Bao Hu San Biotek Limited di China
dengan logo Umbrella Corporation sebuah perusahaan bioteknologi dan farmasi
jahat dalam Resident Evil.
Perbedaan hanya terletak pada warna. Logo Shanghai Ruilan Bao Hu San Biotek
Limited terdiri dari warna merah dan putih. Sedangkan Umbrella Corporation
terdiri dari warna turquoise dan putih.
Selain itu, warganet juga mengaitkan situasi di Kota Wuhan dengan kondisi di
Racoon City dalam game Resident Evil. Racoon City diketahui sebuah kota mati
akibat kebocoran virus dari laboratorium Umbrella Corporation.
Komentar
Posting Komentar