Direktur Operasi dan Produksi Timah (TINS) Diberhentikan Sementara, Ada Apa?

  Emiten anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID, PT Timah Tbk (TINS) mengumumkan pemberhentian sementara Direktur Operasi dan Produksi Nur Adi Kuncoro terhitung sejak 13 Oktober 2025. Manajemen TINS tidak menjelaskan secara rinci penyebab pemberhentian Nur Adi Kuncoro dari posisi tersebut. Bila merujuk pada keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Nur Adi Kuncoro diberhentikan dari jabatannya untuk sementara karena terdapat alasan mendesak bagi perusahaan.  "Perusahaan memberikan tugas kepada Direktur Utama PT Timah Tbk sebagai Pelaksana tugas (Plt) Direktur Operasi dan Produksi terhitung sejak tanggal 13 Oktober 2025 sampai dengan ditetapkan pada keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terdekat," tulis Division Head Corporate Secretary Timah Rendi Kurniawan dalam keterbukaan informasi, Rabu (15/10/2025) malam. Pihak TINS merujuk pada ketentuan Pasal 11 ayat 27 Anggaran Dasar Perseroan bahwa Anggota Direksi sewaktu-waktu dapat diberhentikan unt...

Virus Korona Tekan Rupiah ke Rp13.675 per Dolar AS


Nilai tukar rupiah melemah ke Rp13.675 per dolar AS atau sebesar 0,04 persen pada perdagangan pasar spot, Rabu (22/1) pagi. Sebelumnya, posisi rupiah berada di Rp13.669 per dolar AS pada penutupan pasar, Selasa (21/1).

Pagi hari ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia menguat terhadap dolar AS. Terpantau, won Korea menguat 0,08 persen, lira Turki 0,06 persen, serta baht Thailand menguat 0,05 persen.

Di sisi lain, pelemahan terjadi pada ringgit Malaysia sebesar 0,14 persen, dan yen Jepang yang menguat 0,05 persen. Sementara hanya dolar Singapura yang berada di posisi stagnan terhadap dolar AS.

Kemudian di negara maju, mayoritas nilai tukar bergerak bervariasi terhadap dolar AS. Poundsterling Inggris serta euro menguat dengan nilai masing-masing sebesar 0,01 dan 0,03 persen, sementara dolar Kanada melemah 0,05 persen, dan dolar Australia melemah 0,03 persen terhadap dolar AS.
Kepala Riset PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menilai pelemahan rupiah pagi ini disebabkan oleh sentimen negatif dari wabah virus Corona yang menyebar di beberapa negara.

Menurut Ariston, pasar kini mewaspadai semakin mewabahnya virus Corona yang mematikan dari China. Kondisi saat ini, virus pun dikabarkan sudah terbawa ke AS.

"Mewabahnya virus ini bisa mengganggu perekonomian yang mendorong pasar keluar dari aset berisiko. Ini bisa menekan rupiah terhadap dollar AS," kata Ariston saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (22/1).

Di sisi lain, kabar The Fed yang telah menyuntikan dana US$500 miliar ke pasar via repo untuk menstabilkan likuiditas menjadi sentimen positif. Sentimen tersebut turut meredam pelemahan rupiah sehingga mata uang garuda tidak turun terlalu dalam.

"Suntikan Fed ini menjaga tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS di cek rendah. Sekarang di kisaran 1,78 persen," tuturnya

Lebih lanjut, Ariston memperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp13.640 hingga Rp13.700 per dolar AS pada hari ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cermati Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Senin (3/3) Usai IHSG Terjun ke 6.270

Bitcoin Menuju US$115.000, Tapi Tangan Tak Terlihat Dealer Bisa Redam Rally

Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Senin 12 Februari 2024, Cek Daftarnya di Sini