Direktur Operasi dan Produksi Timah (TINS) Diberhentikan Sementara, Ada Apa?

  Emiten anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID, PT Timah Tbk (TINS) mengumumkan pemberhentian sementara Direktur Operasi dan Produksi Nur Adi Kuncoro terhitung sejak 13 Oktober 2025. Manajemen TINS tidak menjelaskan secara rinci penyebab pemberhentian Nur Adi Kuncoro dari posisi tersebut. Bila merujuk pada keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Nur Adi Kuncoro diberhentikan dari jabatannya untuk sementara karena terdapat alasan mendesak bagi perusahaan.  "Perusahaan memberikan tugas kepada Direktur Utama PT Timah Tbk sebagai Pelaksana tugas (Plt) Direktur Operasi dan Produksi terhitung sejak tanggal 13 Oktober 2025 sampai dengan ditetapkan pada keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terdekat," tulis Division Head Corporate Secretary Timah Rendi Kurniawan dalam keterbukaan informasi, Rabu (15/10/2025) malam. Pihak TINS merujuk pada ketentuan Pasal 11 ayat 27 Anggaran Dasar Perseroan bahwa Anggota Direksi sewaktu-waktu dapat diberhentikan unt...

Caplok Bank Permata, Bangkok Bank Ungkap Strategi Bisnis


Bangkok Bank Public Company Limited membeberkan strategi bisnis ke depan usai mengakuisisi PT Bank Permata Tbk dari Standard Chartered Bank (Standard Chartered) dan PT Astra International Tbk.

Presiden dan Direktur Eksekutif Bangkok Bank Chartsiri Sophonpanich mengatakan kerja sama tersebut akan memberikan manfaat bisnis bersama bagi Bangkok Bank dan Bank Permata. Setelah akuisisi, ia bilang perseroan akan fokus mengembangkan tiga lini bisnis.

"Komposisi dalam Bank Permata, yaitu segmen korporasi, Usaha Kecil dan Menengah (UKM), dan ritel cukup baik. Kami akan lanjutkan dan mendukung mereka dalam tiga bidang ini," katanya, Kamis (12/12).

Ia menuturkan Bank Permata dapat memanfaatkan keahlian Bangkok Bank pada bidang korporasi dan UKM. Selama ini, lanjutnya, Bangkok Bank memiliki hubungan baik dengan perusahaan terkemuka di Thailand.
Sebaliknya, ia menilai Bank Permata memiliki kekuatan bisnis yang kompetitif di Indonesia. Pasalnya, Bank Permata memiliki lebih dari 3,5 juta pelanggan ritel serta jaringan distribusi yang luas.

"Hal ini membantu kami mewujudkan peluang yang belum dimanfaatkan pada segmen korporasi dan UKM,"imbuhnya.

Selain tiga segmen tersebut, ia bilang Bangkok Bank akan mendorong digitalisasi pada bisnis Bank Permata. Saat ini, Bank Permata telah memiliki layanan m-banking, yakni Permata Mobile.
Melalui akuisisi itu, Bangkok Bank mengambil alih 89,12 persen saham Bank Permata dari dari kedua pemegang saham terdahulu. Mengutip keterangan resmi, harga pembelian indikatif sebesar Rp1.498 per saham, sehingga total transaksi akuisisi sebesar Rp37,43 triliun, setara US$2,67 miliar (mengacu kurs Rp13.999) atau 81,01 miliar baht Thailand (mengacu kurs Rp462) untuk 89,12 persen saham.

Sedangkan untuk 100 persen saham, maka nilai transaksi sebesar Rp42 triliun, setara US$3 miliar atau 90,90 miliar baht Thailand. Bangkok Bank menargetkan transaksi tersebut selesai pada 2020.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cermati Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Senin (3/3) Usai IHSG Terjun ke 6.270

Bitcoin Menuju US$115.000, Tapi Tangan Tak Terlihat Dealer Bisa Redam Rally

Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Senin 12 Februari 2024, Cek Daftarnya di Sini