Realme termasuk pabrikan yang cukup gesit bersiasat
untuk menguasai pasar ponsel
Indonesia. Sebab, kurun waktu 13 bulan, perusahaan ini berhasil menyalip Xiaomi
dan masuk dalam posisi 4 merek ponsel terbesar di Indonesia, menggeser Xiaomi di posisi kelima.
Meski demikian, angka pengapalan keduanya sebenarnya hanya berselisih tipis,
12,6 persen (Realme) versus 12,5 persen (Xiaomi). Hal ini berdasarkan catatan
pengapalan perusahaan riset pasar IDC pada kuartal tiga 2019 (periode
Juli-September). Pengapalan adalah jumlah ponsel yang dikirim dari pabrik ke
distributor.
"Kami tidak menyangka akan mencapai posisi 4 secepat itu," jelas
Brand Manager Realme Indonesia Palson Yi dalam wawancara
dengan CNNIndonesia.com, dalam konferensi pers di kawasan Kuningan,
Jakarta, Jumat (29/11).
Yi dan Analis pasar IDC
Indonesia Risky Febrian Analis pasar IDC Indonesia Risky Febrian pun
membeberkan sejumlah hal yang membuat prestasi Realme moncer sebagai merek
ponsel yang tumbuh paling cepat di pasar Indonesia.
1. Harga sama
Serupa dengan sang "kakak" Oppo dan Vivo, Realme juga menerapkan
strategi penjualan dengan menerapkan harga jualan yang sama di semua jalur
distribusinya.
"Strategi Realme menjaga harga sama diseluruh lini, sehingga ini menjadi
jaminan bagi konsumen bisa mendapat harga sama beli dimanapun," terang
Risky.
Menurut Risky, konsistensi untuk menyediakan produk dengan harga yang sama di
online dan offline merupakan salah satu kunci Realme bisa berkibar di pasar.
2. Tawaran Kualitas dan harga
Menurut Risky, Realme
berhasil menghadirkan harga yang kompetitif dari ponsel dengan spesifikasi
serupa di pasar. Ia pun menyebut desain Realme membuat gebrakan di pasar, meski
tak menyebutkan secara spesifik desain apa yang dimaksud.
perusahaan
ini cukup agresif menawarkan teknologi terbaru dengan harga cukup kompetitif.
Beberapa diantaranya seperti ponsel dengan Snapdragon 855 plus (Realme X2
Pro-mulai Rp7,8 juta), ponsel dengan empat kamera (quad camera) berteknologi 64
MP (Realme XT-mulai Rp3,9 juta), atau ponsel dengan kamera depan pop-up (Realme
X-mulai Rp3,799 juta).
"Kami ingin disruptor (pengganggu) pasar.
Misal, pada rentang harga Rp1-2 juta, kami ingin menawarkan ponsel dengan
spesifikasi yang paling baik. Kami mengenalkan ponsel dengan (chipset) Snapdragon seri 6 dengan
harga kurang dari Rp2 juta," jelas Yi lagi.
Menurut
Risky, pasar pengguna ponsel menengah di Indonesia sangat sensitif terhadap
harga dan desain ponsel. Sehingga, produsen yang bisa memberikan harga
terjangkau menjadi salah satu resep penting.
Selain itu, Realme juga aktif
meluncurkan produk baru ke pasar. Terhitung dalam 13 bulan, Realme telah
melahirkan 12 ponsel di Indonesia. Ini berarti jika dirata-rata perusahaan
itu meluncurkan ponsel baru hampir tiap bulan demi menyasar segala segmen
pasar.
Dalam waktu 13 bulan pula, Realme telah menjual tiga juta unit ponsel. Berarti,
rata-rata tiap bulan Realme bisa menjual sekitar 230 ribu unit ponsel.
3. Stok cukup
Palson menjamin segala ponsel yang diluncurkan Realme tidak akan 'gaib' atau
hilang dalam waktu yang cepat. Realme menjamin stok ponsel yang cukup untuk
memenuhi kuantitas permintaan pasar.
"Stok juga setiap kami perkenalkan produk kami pastikan bahwa akan punya
stok banyak. Jadi konsumen di mana pun mau beli bisa dapat," kata Palson.
4. Layanan purna jual
Untuk urusan layanan purna jual, Realme saat ini masih bekerja sama dengan
Oppo. Sehingga, para pengguna Realme bisa memperbaiki ponsel mereka di 117
gerai perbaikan Oppo di seluruh Indonesia. Meski demikian, menurut Yi, ke depan
Realme akan menyiapkan layanan purna jual terpisah.
5. Word of mouth
Namun, dari semua strategi itu, menurut Yi jurus andalan Realme yang utama
adalah pemasaran dari mulut ke mulut alias word of mouth.
Selain itu, Yi menyebut kalau mereka pun sangat menghargai masukan dari
pengguna soal produk-produk mereka.
"Kami sangat menghargai relasi dengan media dan influencer. Karena kekuatan word of mouth dan brand repetition (pengulangan merek
di pasar) [...] Word of mouth lebih penting dari
iklan, karena itu testimoni jujur dari
pengguna," jelas Yi.
Menurut Risky, pemasaran
merupakan salah satu unsur penting untuk memenangkan pasar Indonesia. Namun,
Risky mengakui kalau Realme memang bisa unggul lantaran pemasaran dari mulut ke
mulut yang kencang.
"Sejauh ini, banyak merek yang masuk top 5 karena iklan mereka jor-joran.
Ini membuat mindshare mereka besar, karena
orang indonesia price sensitive dan marketing," lugasnya.
Sebelumnya, berdasarkan hasil riset pasar IDC, Realme berhasil menduduki 12,6
persen pangsa pasar Indonesia pada Q3 2019.
Dengan demikian, Realme naik dua kali lipat dari periode April-Juni (Q2 2019)
di angka 6,1 persen. Bahkan pencapaian kuartal dua itu naik drastis dari
kuartal pertama (Q1 2019) yang hanya 1,4 persen pangsa pas
Komentar
Posting Komentar