Memorandum of Understanding
(MoU) pada 10 September 2018 antara Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dengan Dewan Riset
Nasional (National Research Council/NRC) Korea
Selatan kini masuk ke tahap selanjutnya, yaitu komitmen
investasi sebesar US$50 juta pada 2020.
Investasi dari NRC itu muncul dalam acara The 1st Sub Joint Committee Meeting
yang digelar di Bali pada pekan lalu. Acara ini membicarakan tentang kerja sama
yang bisa dilakukan kedua pihak setelah penandatanganan MoU.
"Misalnya, kerja sama
tentang joint research, policy support to specific entities,
pertukaran staf atau tenaga ahli, memperluas networking di
kalangan expert dan profesional, serta capacity building untuk pemerintah
dan dunia usaha," kata Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi
dan Elektronika (Ilmate) Kemenperin, Harjanto, melalui keterangan resmi, Jumat
(13/12).
Investasi US$50 juta ditujukan untuk meningkatkan kemampuan lima sektor
industri manufaktur di dalam negeri yang masuk dalam peta jalan Making
Indonesia 4.0, yaitu makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, kimia,
elektronik, dan otomotif.
Selain dari NRC, komitmen investasi untuk industri otomotif dalam negeri
juga sudah disampaikan produsen asal Korea Selatan, Hyundai Motor
Company. Pada November, Hyundai menyatakan bakal menyalurkan investasi
sebesar Rp21,8 triliun untuk periode 2019-2030.
Investasi dari Hyundai itu bakal digunakan buat mendirikan pabrik perakitan
mobil dan komponen, pengembangan produksi massal, produksi mobil listrik, serta
pusat riset dan penelitian.
Setelah The 1st Sub Joint Committee Meeting, Kemenperin dan NRC akan
melaksanakan agenda lanjutan, yakni Capacity Building Program dan The 2nd
Sub-Joint Committee pada Februari 2020. Acara pada tahun depan itu ditujukan
untuk menarik minat publik terhadap kerja sama kedua pihak buat pengembangan
industri 4.0.
Sekjen NRC Hong Keun Gil mengatakan Indonesia punya potensi
pengembangan sebab memiliki jumlah penduduk 260 juta jiwa.
"Kami mencoba membangunnya bersama. Kami ingin mendorong revolusi industri
4.0 ini dengan transformasi yang besar, dengan perubahan yang tak pernah kita
hadapi sebelumnya. Terkait industri, kita akan lakukan kerja sama," kata
Gil.
Komentar
Posting Komentar