Sundar Pichai telah didapuk
menjadi pimpinan Google
dan Alphabet sekaligus. Ia
menggantikan posisi pendiri Google Larry Page dan Sergrey Brin.
Pichai di kota Chennai, India selatan. Sebelumnya, Pichai belajar teknik di
Institut Teknologi India (IIT) di Kharagpur sebelum terbang berkarir ke Amerika
Serikat.
Setelah meninggalkan India, ia memperoleh gelar dalam bidang teknik dan ilmu
material di Stanford University dan master dalam administrasi bisnis di Wharton
School di University of Pennsylvania.
"Dia sangat cerdas, sangat cakap, tampaknya sangat rendah hati dan
pemarah," kata Bob O'Donnell, kepala analis di Technalysis Research.
"Saya pikir dia adalah kekuatan yang menenangkan secara
keseluruhan, tetapi dia harus mengatasi beberapa masalah ini," jelasnya
seperti dilansir AFP.
Pichai dikenal kerap mengenakan sepatu kets Lanvin dan berbusana santai, ia
mesti menghadapi berbagai tekanan dari pemerintah di berbagai negara terkait
tuduhan monopoli. Washington, Brussel, dan beberapa negara lain terus
meningkatkan pengawasan mereka terhadap Google.
Sebab, Google saat ini merupakan mesin pencari internet dominan. Selain Google,
perusahaan ini juga mengembangkan sistem operasi ponsel Android yang paling
banyak digunakan di dunia.
Alphabet juga tengah berada di pusaran polemik soal mengendalikan ujaran kebencian
dan konten ekstrimis yang tersebar di platfomnya. Perusahaan itu pun mesti
berurusan dengan masalah privasi anak-anak di layanan video YouTube.
Belakangan, sebagian karyawan Google juga telah melakukan
serangkaian aksi protes. Mereka menentang lemahnya tindakan Google atas kasus
pelecehan seksual yang dituduh dilakukan oleh para eksekutif Google. Mereka
juga mempermasalahkan transaksi Google dengan militer AS dan otoritas keamanan
perbatasan.
Perusahaan itu juga mendapat kecaman ketika tidak mengambil tawaran kontrak
cloud computing besar-besaran dari militer AS. Aksi Google ini menuai kritik
sebagai langkah yang tidak patriotik. Pichai sepertinya berhasil meredakan
ketegangan setelah melakukan kunjungan dengan Presiden Donald Trump.
Desember lalu, Pichai pun tampak tetap tenang saat bersaksi di Kongres saat dia
menangkis anggota parlemen AS atas keluhan bias politik dan pengumpulan data
yang mengganggu.
"Kami membangun produk kami dengan cara yang netral," kata Pichai
dalam satu perbincangan.
Pichai (47) dianggap memiliki pengaruh yang stabil untuk mengatasi berbagai
serangan pada perusahaan.
"Temperamennya tampak sangat tenang dan terukur, tetapi saya tidak
berpikir hal itu yang menjadi alasan dia mendapatkan posisi teratas," kata
Avi Greengart, dari konsultan riset Techsponential.
Analis memperkirakan Pichai akan menitikberatkan bisnis Google pada
pengembangan perangkat keras. Sebab, dalam beberapa waktu belakangan ia sudah
membantu mengembangkan bisnis divisi perangkat keras seperti Google Home.
Dengan demikian, perusahaan itu bisa mengurangi ketergantungan pemasukan dari
iklan online.
Patrick Moorhead dari Moor Insights & Strategy menilai Pichai mesti mampu
menyelesaikan tuntutan perlindungan privasi yang selama ini menjadi model
bisnis perusahaan itu.
Profil Pichai memang tak terlalu mentereng selama ini.
Sehingga membuat pria ini kerap tak tertangkap sorotan publik. Pria penggemar
sepak bola dan kriket ini menikah dengan seorang sesama siswa IIT, Anjali
Pichai, dan memiliki dua anak.
Nama Pichai menambah panjang daftar CEO kelahiran India di perusahaan global
besar. Sebelumnya ada Satya Nadella yang menjadi bos Microsoft, Rajeev Suri
dari Nokia, Shantanu Narayen dari Adobe dan Indra Nooyi yang tahun lalu telah
menanggalkan jabatannya di PepsiCo.
Manu Kumar Jain, wakil presiden kelahiran perusahaan teknologi Cina Xiaomi, kelahiran
India, pun menyambut baik berita itu.
Miliarder India, Anand Mahindra, yang kerajaan bisnisnya merentang mulai dari
mobil hingga real estat, juga mengucapkan selamat kepada Pichai.
Komentar
Posting Komentar