Pertamina Tambah Kuota 1,5 Juta Kl Karena Solar Langka
Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati mengungkap
segera meningkatkan kuota solar
bersubsidi hingga menjadi 16 juta kilo liter (KL) tahun ini. Penambahan
dilakukan karena kuota sebanyak 14,5 KL untuk tahun ini diperkirakan tidak
dapat mencukupi permintaan dan sempat menimbulkan kelangkaan di beberapa
daerah.
"Kami sekarang bekerja dengan batasan kuota (subsidi bio solar) 16 juta KL di tahun ini, untuk kelangkaan di beberapa daerah dapat kami antisipasi. Dengan demikian ini angka yang akan kami jadikan dasar penyaluran bio solar di 2019," kata Nicke saat rapat dengan Komisi VII DPR di Jakarta, Kamis (28/11).
Terkait kelangkaan solar subsidi belum lama ini, Nicke memaparkan penyebab kelangkaan yakni adanya tren peningkatan permintaan bio solar di beberapa daerah, khususnya daerah yang mengalami peningkatan di bidang industri pertambangan, industri perkebunan, dan beberapa industri lainnya yang membutuhkan bio solar.
"Kami sekarang bekerja dengan batasan kuota (subsidi bio solar) 16 juta KL di tahun ini, untuk kelangkaan di beberapa daerah dapat kami antisipasi. Dengan demikian ini angka yang akan kami jadikan dasar penyaluran bio solar di 2019," kata Nicke saat rapat dengan Komisi VII DPR di Jakarta, Kamis (28/11).
Terkait kelangkaan solar subsidi belum lama ini, Nicke memaparkan penyebab kelangkaan yakni adanya tren peningkatan permintaan bio solar di beberapa daerah, khususnya daerah yang mengalami peningkatan di bidang industri pertambangan, industri perkebunan, dan beberapa industri lainnya yang membutuhkan bio solar.
"Demikian juga dengan dibukanya jalur tol, baik di Jawa maupun di Sumatera. Dengan tren demand seperti itu, maka kuota 2019 akan habis di akhir November. Kami melihat memang terjadi kekurangan kuota di beberapa daerah," ungkapnya.
Sebelumnya pemerintah telah menetapkan subsidi bio solar
sebanyak 14,1 juta KL. Angka tersebut lebih kecil dibandingkan dengan
subsidi 2018 sebanyak 15,62 juta KL. BPH migas kemudian sempat
keluarkan edaran pembatasan penjualan solar subsidi, yang pada akhirnya dicabut
karena respons yang kurang baik dari masyarakat.
"Atas approval dari pemerintah akhirnya kuota tersebut ditambah," tuturnya.
Selain solar, Nicke juga menjelaskan bahwa konsumsi premium pada 2019 juga akan melebihi dari kuota yang diberikan.
"Ada regulasi yang dikeluarkan pada 28 Mei 2018 dimana pemerintah beri tugas tambahan untuk penyaluran premium di Jamali. Mulai 28 Mei Pertamina harus tambah pasokan premium di 571 SPBU. Dengan demikian, demand meningkat," ungkap Nicke.Nicke selanjutnya menyebut prognosa premium pada 2019 berjumlah lebih tinggi, yakni 12 juta KL, dari kuota yg diberikan yaitu 11 juta KL pada tahun ini.
"Atas approval dari pemerintah akhirnya kuota tersebut ditambah," tuturnya.
Selain solar, Nicke juga menjelaskan bahwa konsumsi premium pada 2019 juga akan melebihi dari kuota yang diberikan.
"Ada regulasi yang dikeluarkan pada 28 Mei 2018 dimana pemerintah beri tugas tambahan untuk penyaluran premium di Jamali. Mulai 28 Mei Pertamina harus tambah pasokan premium di 571 SPBU. Dengan demikian, demand meningkat," ungkap Nicke.Nicke selanjutnya menyebut prognosa premium pada 2019 berjumlah lebih tinggi, yakni 12 juta KL, dari kuota yg diberikan yaitu 11 juta KL pada tahun ini.
Komentar
Posting Komentar