Pengamat mengungkap penyebab akun Instagram bisa diretas.
Baru-baru ini terjadi kasus peretasan akun Instagram yang
digunakan untuk menyebar hoaks iklan
Ray Ban.
Alfons Tanudjaya, pengamat keamanan siber dari Vaksin.com menyebut peretasan
bisa terjadi karena kata kunci (password) akun Instagram pengguna diketahui
oleh peretas.
Bocornya kata kunci pengguna ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Beberapa
diantaranya seperti peretasan oleh malware, password
dicuri, hingga phising.
Sebelumnya, beberapa pengguna mengeluhkan kalau akun Instagram mereka diretas
dan mengeposkan foto promo kacamata Ray Ban. Padahal mereka tidak mengeposkan
foto-foto tersebut.
1. Phising
Ini adalah teknik penipuan dengan memancing korban agar memasukkan data pribadi
mereka termasuk akun dan kata kunci akun mereka di situs palsu.
Peretas akan mengirimkan tautan yang terhubung dengan laman yang mirip dengan
akun yang akan diretas, misal Instagram atau Gmail.
Padahal itu akun palsu. Begitu pengguna memasukkan nama pengguna dan password,
kredensial itu langsung disimpan oleh peretas.
2. Menebak password
Meretas akun dengan menebak password bisa dilakukan jika satu password yang sama
digunakan pada berbagai akun. Sehingga jika ada satu akun yang bocor
passwordnya, peretas bisa masuk ke berbagai akun lainnya.
3. Terinfeksi software jahat
Kata kunci ini juga bisa diretas jika perangkat komputer pengguna terkena
software jahat (malware). Menurut Alfons, kata
kunci ini bisa diretas dengan teknik trojan yang menyebar perangkat lunak jahat
seperti keylogger dan RAT, seperti ditulis
Shout Me Loud.
Trojan
adalah teknik menyusupkan malware ke
perangkat pengguna dengan menyamar. Malware akan
dibungkus dalam perangkat lunak yang telah diinfeksi. Biasanya perangkat lunak
terinfeksi ini tidak tersedia di toko aplikasi resmi.
Misal mengunduh aplikasi Adobe gratis dari situs yang tidak resmi. Sehingga ada
kemungkinan malware tersebut menjadi trojan yang sudah disusupi malware.
Keylogger akan mencuri kredensial pengguna dengan merekam apa yang diketikkan
pengguna di kibor komputer dan mengirimkannya ke peretas.
Sementara RAT bisa memonitor layar pengguna dari jarak jauh. Sehingga peretas
bisa melihat apapun yang ditampilkan layar korban.
Kata kunci yang dikumpulkan lewat malware ini kerap
dijual di pasar gelap dark web. Sehingga, akun pengguna rentan disusupi oleh
pengguna lain.
4. Tak pasang TFA
Salah satu korban peretasan, Nurul Chandra, menyebut kalau akunnya diretas
sebelum ia mengaktifkan TFA atau two factor authentification. Ini adalah fitur
otentikasi yang mengirimkan kode khusus ke nomor telepon saat pengguna masuk ke
akun miliknya.
Pihak Instagram sendiri menyarankan pengguna utuk menyalakan fitur TFA ini agar
akun lebih aman. Pihak Instagram sendiri menyebut kalau mereka memiliki
berbagai fitur keamanan untuk mencegah para pelaku kejahatan untuk mendapatkan
akses ke akun-akun penggun. Instagram juga menyediakan fitur untuk membantu
pengguna kami mengembalikan kontrol pada akun mereka.
"Sebagai contoh, apabila sistem kami mendeteksi upaya log in yang
mencurigakan, misalnya Anda mencoba log in dari sebuah lokasi yang jauh untuk
dari domisili Anda untuk pertama kalinya, Anda akan menerima sebuah notifikasi
dan diminta untuk memverifikasi akun Anda," seperti tertulis di laman
Instagram.
Komentar
Posting Komentar