Direktur Operasi dan Produksi Timah (TINS) Diberhentikan Sementara, Ada Apa?

  Emiten anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID, PT Timah Tbk (TINS) mengumumkan pemberhentian sementara Direktur Operasi dan Produksi Nur Adi Kuncoro terhitung sejak 13 Oktober 2025. Manajemen TINS tidak menjelaskan secara rinci penyebab pemberhentian Nur Adi Kuncoro dari posisi tersebut. Bila merujuk pada keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Nur Adi Kuncoro diberhentikan dari jabatannya untuk sementara karena terdapat alasan mendesak bagi perusahaan.  "Perusahaan memberikan tugas kepada Direktur Utama PT Timah Tbk sebagai Pelaksana tugas (Plt) Direktur Operasi dan Produksi terhitung sejak tanggal 13 Oktober 2025 sampai dengan ditetapkan pada keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terdekat," tulis Division Head Corporate Secretary Timah Rendi Kurniawan dalam keterbukaan informasi, Rabu (15/10/2025) malam. Pihak TINS merujuk pada ketentuan Pasal 11 ayat 27 Anggaran Dasar Perseroan bahwa Anggota Direksi sewaktu-waktu dapat diberhentikan unt...

The Fed Tahan Bunga, Rupiah Perkasa Rp15.140 per Dolar AS


Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp15.140 per dolar AS pada pembukaan perdagangan pasar spot Kamis (20/4). Posisi ini menguat 155 poin atau 1,01 persen dari perdagangan sebelumnya di level Rp15.295 per dolar AS.

Penguatan mata uang Garuda senada dengan pergerakan mata uang lainnya di Asia. Tercatat, won Korea Selatan menguat 0,8 persen, baht Thailand 0,1 persen, dan dolar Singapura 0,06 persen.

Begitu pula dengan yuan China yang menguat 0,21 persen, ringgit Malaysia 0,61 persen, yen Jepang 0,01 persen, dan peso Filipina 0,18 persen. Sementara, dolar Hong Kong bergerak stagnan.

Di sisi lain, mayoritas mata uang negara maju justru bergerak di zona merah. Dolar Australia terpantau terkoreksi 0,17 persen, euro Eropa 0,04 persen, poundsterling Inggris 0,06 persen, dan dolar Kanada 0,04 persen.
Analis sekaligus Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra menyatakan rupiah berpotensi menguat hari ini dalam rentang Rp15.150 per dolar AS hingga Rp15.450 per dolar AS. Hal ini dipengaruhi oleh sikap The Fed yang masih mempertahankan suku bunga acuan di nol persen.

"Sentimen cukup positif pagi ini di pasar keuangan," ucap Ariston
Sementara, faktor positif lainnya, antara lain harga minyak yang mulai bangkit (rebound), pelonggaran lockdown di sejumlah negara karena kasus virus corona yang mulai menurun, dan aktivitas manufaktur China yang mulai tumbuh pada April 2020.

"Sentimen positif tersebut memberikan indikasi awal ke pasar bahwa ekonomi global mulai pulih," pungkas Ariston.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cermati Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Senin (3/3) Usai IHSG Terjun ke 6.270

Bitcoin Menuju US$115.000, Tapi Tangan Tak Terlihat Dealer Bisa Redam Rally

Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Senin 12 Februari 2024, Cek Daftarnya di Sini