Direktur Operasi dan Produksi Timah (TINS) Diberhentikan Sementara, Ada Apa?

  Emiten anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID, PT Timah Tbk (TINS) mengumumkan pemberhentian sementara Direktur Operasi dan Produksi Nur Adi Kuncoro terhitung sejak 13 Oktober 2025. Manajemen TINS tidak menjelaskan secara rinci penyebab pemberhentian Nur Adi Kuncoro dari posisi tersebut. Bila merujuk pada keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Nur Adi Kuncoro diberhentikan dari jabatannya untuk sementara karena terdapat alasan mendesak bagi perusahaan.  "Perusahaan memberikan tugas kepada Direktur Utama PT Timah Tbk sebagai Pelaksana tugas (Plt) Direktur Operasi dan Produksi terhitung sejak tanggal 13 Oktober 2025 sampai dengan ditetapkan pada keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terdekat," tulis Division Head Corporate Secretary Timah Rendi Kurniawan dalam keterbukaan informasi, Rabu (15/10/2025) malam. Pihak TINS merujuk pada ketentuan Pasal 11 ayat 27 Anggaran Dasar Perseroan bahwa Anggota Direksi sewaktu-waktu dapat diberhentikan unt...

Pakar Minta RI Pakai Sistem IT Seperti Korsel Putus Covid-19


Pengamat kebijakan dan komunikasi strategis dari Universitas Daegu, Korea Selatan, Profesor Gil H. Park menyarankan agar pemerintah Indonesia mengimplementasikan sistem teknologi informasi (IT) berbasis big data dan georeference seperti pemerintah Korea Selatan dalam mengendalikan penyebaran pandemi COVID-19.

"Pemerintah Indonesia perlu membuat sistem pengelolaan yang baik di tataran pemerintah pusat terkait pendekatan georeference dan big data untuk menanggulangi pandemi COVID-19 dalam jangka panjang," ujar Gil H. Park dalam seminar daring yang digelar CSIS Jakarta, mengutip Antara, Rabu (15/4).

Dia mengatakan bahwa jika pemerintah Indonesia dan sejumlah ahli berupaya membangun sistem informasi semacam itu akan sangat membantu bukan hanya saat mengatasi COVID-19, namun juga dalam hal menanggulangi pandemi penyakit lainnya, risiko ekonomi dan sosial, serta bencana.

"Saya menilai teknologi informasi serta komunikasi dan big data terkait data-data lokasi, koordinat atau georeference sangat penting dalam upaya memerangi pandemi Covid-19," kata Park yang juga menjabat sebagai Head of the Regional and Policy Institute tersebut.
Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa terdapat platform dan aplikasi berteknologi big data di Korea Selatan, di mana salah satu contohnya adalah platform sistem suplai masker bagi kebutuhan publik.

Melalui sistem tersebut pemerintah Korea Selatan dapat mengetahui jumlah stok masker untuk apotek. Dengan demikian penerapan teknologi big data membantu pemerintah Korea Selatan untuk mengetahui ketersediaan stok masker secara nasional.

Contoh lainnya adalah aplikasi yang dikembangkan perusahaan startup Korea dan dapat diunduh secara gratis oleh masyarakat umum, di mana aplikasi itu menyediakan informasi publik da mendeteksi lokasi kasus-kasus konfirmasi atau positif COVID-19 dalam jarak 100 meter di layar telepon pintar sehingga dapat memperingatkan masyarakat untuk menghindari lokasi itu.

Gil H. Park juga mengungkapkan selain faktor penerapan teknologi komunikasi dan informasi, terdapat beberapa faktor kunci bagaimana Korea Selatan berhasil menanggulangi pandemi COVID-19.
Pertama, Korea Selatan berhasil membuat dan mengembangkan alat tes COVID-19 oleh perusahaan swasta serta pemerintah Korea menyetujuinya melalui public emergency use authorization.

Kemudian terdapat pengendalian penyebaran COVID-19 yang tersistematis oleh KCDC dan pemerintah pusat Korea Selatan. Selain itu masyarakat Korea Selatan bekerjasama dan berusaha mematuhi pedoman, arahan pemerintah serta pembatasan sosial yang diberlakukan dalam rangka menanggulangi penyebaran COVID-19.

"Contoh pembatasan sosial di Korea dijalankan oleh warganya berdasarkan pemahaman sosial dan kesadaran mereka sendiri bukan karena anjuran kesehatan oleh pemerintah. Di samping itu jika salah satu anggota keluarga ada yang terinfeksi maka anggota keluarga itu secara sukarela mau mengisolasi dirinya di dalam kamar," ujar Gil H. Park.

Sebelumnya, Indonesia juga disarankan menerapkan teknologi sistem informasi seperti yang dilakukan Singapura dalam membantu melakukan pelacakan terhadap individu yang melakukan atau menjalin kontak dengan kasus-kasus COVID-19 di masyarakat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cermati Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Senin (3/3) Usai IHSG Terjun ke 6.270

Bitcoin Menuju US$115.000, Tapi Tangan Tak Terlihat Dealer Bisa Redam Rally

Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Senin 12 Februari 2024, Cek Daftarnya di Sini