Ahli Tak Jamin Rapid Test Corona Asli Dijual Online
Alat tes virus corona (SARS-CoV-2) makin
marak dijual di berbagai toko online seiringan
dengan bertambahnya jumlah pasien positif corona di Indonesia.
Juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19 Achmad Yurianto telah mengatakan rapid test yang dijual secara online merupakan barang ilegal.
Statusnya sebagai barang ilegal membuat masyarakat harus waspada terhadap barang tersebut yang dijual di toko online. Ahli biologi molekuler Ahmad Rusdan Handoyo mengatakan memang cukup sulit untuk membedakan rapid test corona yang asli dengan yang palsu.
Juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19 Achmad Yurianto telah mengatakan rapid test yang dijual secara online merupakan barang ilegal.
Statusnya sebagai barang ilegal membuat masyarakat harus waspada terhadap barang tersebut yang dijual di toko online. Ahli biologi molekuler Ahmad Rusdan Handoyo mengatakan memang cukup sulit untuk membedakan rapid test corona yang asli dengan yang palsu.
Akan tetapi ada beberapa hal
dasar yang bisa dijadikan patokan untuk membedakan alat rapid test asli dengan
yang palsu. Hal pertama yang harus dilihat oleh masyarakat adalah dari isi alat
rapid test tersebut. Jangan sampai masyarakat mendapat alat rapid test yang tak
sesuai untuk uji corona.
"Rapid tes itu kontennya kompleks, ada antigen dan ada antibodi khusus. Kalau palsu kan bisa hanya kertas kosongan, casing plastik tidak jelas," ujar Ahmad saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (14/4).
Lebih lanjut, Ahmad juga mengatakan dibutuhkan uji lab untuk membedakan alat rapid test palsu dengan yang asli.
"Dengan menambahkan antibodi yang telah divalidasi bahwa itu memang antibodi anti SARS-CoV-2," ujar Ahmad.
"Rapid tes itu kontennya kompleks, ada antigen dan ada antibodi khusus. Kalau palsu kan bisa hanya kertas kosongan, casing plastik tidak jelas," ujar Ahmad saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (14/4).
Lebih lanjut, Ahmad juga mengatakan dibutuhkan uji lab untuk membedakan alat rapid test palsu dengan yang asli.
"Dengan menambahkan antibodi yang telah divalidasi bahwa itu memang antibodi anti SARS-CoV-2," ujar Ahmad.
Dihubungi terpisah, Kepala
Lembaga Biomolekuler Eijkman Amin Soebandrio menjelaskan untuk membuktikan
keasliannya agar melihat produk atau merek rapid test tersebut apakah sudah
disetujui atau didukung oleh pemerintah baik di Indonesia atau negara lain.
"Caranya mudah. Lihat apakah produknya dan lab-nya, sudah di endorse oleh pemerintah yang bersangkutan," kata Amin.
Ahmad menyarankan agar masyarakat tidak membeli mandiri alat rapid test untuk membuktikan terinfeksi virus Corona karena belum ada izin impor atau edar dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
"Uji lab nya rumit dan sangat menyusahkan untuk bedakan asli dan palsu. Itu tujuannya harus ada izin impor dari otoritas, yaitu Kemenkes. Maka penggunanya hanya boleh Kemenkes," tutur Ahmad.
"Caranya mudah. Lihat apakah produknya dan lab-nya, sudah di endorse oleh pemerintah yang bersangkutan," kata Amin.
Ahmad menyarankan agar masyarakat tidak membeli mandiri alat rapid test untuk membuktikan terinfeksi virus Corona karena belum ada izin impor atau edar dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
"Uji lab nya rumit dan sangat menyusahkan untuk bedakan asli dan palsu. Itu tujuannya harus ada izin impor dari otoritas, yaitu Kemenkes. Maka penggunanya hanya boleh Kemenkes," tutur Ahmad.
Ahmad mengatakan tidak ada seorang pun yang akan menjamin
keaslian alat rapid test yang dibeli mandiri oleh
masyarakat di toko online.
"Itu alasannya Kementerian Kesehatan memastikan hanya boleh dilakukan instansi Kemenkes untuk perlindungan masyarakat sendiri," ujar Ahmad.
"Itu alasannya Kementerian Kesehatan memastikan hanya boleh dilakukan instansi Kemenkes untuk perlindungan masyarakat sendiri," ujar Ahmad.
menemukan berbagai e-commerce seperti Tokopedia, Bukalapak,
Bhinneka dan Shopee menjual alat deteksi cepat corona yang bisa mengeluarkan
hasil tes hanya dalam hitungan puluhan menit.
Komentar
Posting Komentar