Direktur Operasi dan Produksi Timah (TINS) Diberhentikan Sementara, Ada Apa?

  Emiten anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID, PT Timah Tbk (TINS) mengumumkan pemberhentian sementara Direktur Operasi dan Produksi Nur Adi Kuncoro terhitung sejak 13 Oktober 2025. Manajemen TINS tidak menjelaskan secara rinci penyebab pemberhentian Nur Adi Kuncoro dari posisi tersebut. Bila merujuk pada keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Nur Adi Kuncoro diberhentikan dari jabatannya untuk sementara karena terdapat alasan mendesak bagi perusahaan.  "Perusahaan memberikan tugas kepada Direktur Utama PT Timah Tbk sebagai Pelaksana tugas (Plt) Direktur Operasi dan Produksi terhitung sejak tanggal 13 Oktober 2025 sampai dengan ditetapkan pada keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terdekat," tulis Division Head Corporate Secretary Timah Rendi Kurniawan dalam keterbukaan informasi, Rabu (15/10/2025) malam. Pihak TINS merujuk pada ketentuan Pasal 11 ayat 27 Anggaran Dasar Perseroan bahwa Anggota Direksi sewaktu-waktu dapat diberhentikan unt...

Rupiah Menguat ke Level Rp13.935 per Dolar AS


Nilai tukar rupiah menguat ke Rp13.935 per dolar AS atau sebesar 0,04 persen pada perdagangan pasar spot, Kamis (27/2) pagi. Sebelumnya, posisi rupiah berada di Rp13.940 per dolar AS pada penutupan pasar, Rabu (26/2).

Pagi ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia menguat terhadap dolar AS. Terpantau, ringgit Malaysia menguat 0,20 persen, peso Filipina 0,19 persen, dan dolar Taiwan 0,17 persen.

Selanjutnya, yen Jepang menguat 0,17 persen, won Korea 0,05 persen, diikuti dolar Singapura 0,04 persen, dan baht Thailand 0,03 persen. Di sisi lain, pelemahan hanya terjadi pada lira Turki sebesar 0,06 persen, sementara dolar Hong Kong di posisi stagnan terhadap dolar AS.

Kemudian di negara maju, mayoritas nilai tukar juga menguat terhadap dolar AS. Poundsterling Inggris dan euro menguat dengan nilai masing-masing 0,12 persen dan 0,17 persen, dolar Australia menguat 0,14 persen, dan dolar Kanada menguat tipis 0,01 persen terhadap dolar AS.
Kendati menguat, Kepala Riset PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menilai rupiah kemungkinan akan kembali melemah disebabkan oleh sentimen negatif dari kekhawatiran pasar atas menyebarnya wabah virus corona.

"Sentimen masih belum berubah, masih kekhawatiran meluasnya infeksi virus corona ke negara di luar China," kata Ariston saat dihubungi
Menurut Ariston, kekhawatiran tersebut ditunjukkan dengan pelemahan tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun ke level terendah sepanjang masa di kisaran 1,29 persen.

"Ini artinya banyak pelaku pasar membeli obligasi tersebut," tuturnya.
Sebelumnya, diketahui WHO telah memberikan peringatan kemungkinan wabah virus corona dapat berubah dari epidemi menjadi pandemi. Ariston menyebut peringatan itu meningkatkan kemungkinan masalah virus corona membesar, sehingga menambah kekhawatiran pasar.

Lebih lanjut, Ariston berpendapat rupiah akan bergerak di kisaran Rp13.900 hingga Rp14.000 per dolar AS pada hari ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cermati Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Senin (3/3) Usai IHSG Terjun ke 6.270

Bitcoin Menuju US$115.000, Tapi Tangan Tak Terlihat Dealer Bisa Redam Rally

Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Senin 12 Februari 2024, Cek Daftarnya di Sini