Rupiah Menguat ke Level Rp13.935 per Dolar AS
Nilai tukar rupiah menguat ke Rp13.935
per dolar AS atau sebesar 0,04
persen pada perdagangan pasar spot, Kamis (27/2) pagi. Sebelumnya, posisi
rupiah berada di Rp13.940 per dolar AS pada penutupan pasar, Rabu (26/2).
Pagi ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia menguat terhadap dolar AS. Terpantau, ringgit Malaysia menguat 0,20 persen, peso Filipina 0,19 persen, dan dolar Taiwan 0,17 persen.
Selanjutnya, yen Jepang menguat 0,17 persen, won Korea 0,05 persen, diikuti dolar Singapura 0,04 persen, dan baht Thailand 0,03 persen. Di sisi lain, pelemahan hanya terjadi pada lira Turki sebesar 0,06 persen, sementara dolar Hong Kong di posisi stagnan terhadap dolar AS.
Pagi ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia menguat terhadap dolar AS. Terpantau, ringgit Malaysia menguat 0,20 persen, peso Filipina 0,19 persen, dan dolar Taiwan 0,17 persen.
Selanjutnya, yen Jepang menguat 0,17 persen, won Korea 0,05 persen, diikuti dolar Singapura 0,04 persen, dan baht Thailand 0,03 persen. Di sisi lain, pelemahan hanya terjadi pada lira Turki sebesar 0,06 persen, sementara dolar Hong Kong di posisi stagnan terhadap dolar AS.
Kemudian di negara maju, mayoritas nilai tukar juga menguat terhadap dolar AS. Poundsterling Inggris dan euro menguat dengan nilai masing-masing 0,12 persen dan 0,17 persen, dolar Australia menguat 0,14 persen, dan dolar Kanada menguat tipis 0,01 persen terhadap dolar AS.
Kendati menguat, Kepala Riset PT Monex Investindo Futures
Ariston Tjendra menilai rupiah kemungkinan akan kembali melemah disebabkan oleh
sentimen negatif dari kekhawatiran pasar atas menyebarnya wabah virus corona.
"Sentimen masih belum berubah, masih kekhawatiran meluasnya infeksi virus corona ke negara di luar China," kata Ariston saat dihubungi
"Sentimen masih belum berubah, masih kekhawatiran meluasnya infeksi virus corona ke negara di luar China," kata Ariston saat dihubungi
Menurut Ariston, kekhawatiran
tersebut ditunjukkan dengan pelemahan tingkat imbal hasil obligasi pemerintah
AS tenor 10 tahun ke level terendah sepanjang masa di kisaran 1,29 persen.
"Ini artinya banyak pelaku pasar membeli obligasi tersebut," tuturnya.
"Ini artinya banyak pelaku pasar membeli obligasi tersebut," tuturnya.
Sebelumnya, diketahui WHO telah memberikan peringatan
kemungkinan wabah virus corona dapat berubah dari epidemi menjadi pandemi.
Ariston menyebut peringatan itu meningkatkan kemungkinan masalah virus corona
membesar, sehingga menambah kekhawatiran pasar.
Lebih lanjut, Ariston berpendapat rupiah akan bergerak di kisaran Rp13.900 hingga Rp14.000 per dolar AS pada hari ini.
Lebih lanjut, Ariston berpendapat rupiah akan bergerak di kisaran Rp13.900 hingga Rp14.000 per dolar AS pada hari ini.
Komentar
Posting Komentar