Direktur Operasi dan Produksi Timah (TINS) Diberhentikan Sementara, Ada Apa?

  Emiten anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID, PT Timah Tbk (TINS) mengumumkan pemberhentian sementara Direktur Operasi dan Produksi Nur Adi Kuncoro terhitung sejak 13 Oktober 2025. Manajemen TINS tidak menjelaskan secara rinci penyebab pemberhentian Nur Adi Kuncoro dari posisi tersebut. Bila merujuk pada keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Nur Adi Kuncoro diberhentikan dari jabatannya untuk sementara karena terdapat alasan mendesak bagi perusahaan.  "Perusahaan memberikan tugas kepada Direktur Utama PT Timah Tbk sebagai Pelaksana tugas (Plt) Direktur Operasi dan Produksi terhitung sejak tanggal 13 Oktober 2025 sampai dengan ditetapkan pada keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terdekat," tulis Division Head Corporate Secretary Timah Rendi Kurniawan dalam keterbukaan informasi, Rabu (15/10/2025) malam. Pihak TINS merujuk pada ketentuan Pasal 11 ayat 27 Anggaran Dasar Perseroan bahwa Anggota Direksi sewaktu-waktu dapat diberhentikan unt...

CIA Pegang Rahasia Negara Lain lewat Perangkat Buatan Swiss


Badan Intelijen Amerika Serikat (CIA) dan Jerman (BND) dilaporkan mengetahui dan memegang seluruh percakapan rahasia sejumlah pemerintahan negara di dunia melalui perangkat elektronik bersandi buatan perusahaan Swiss, Crypto International AG. Perusahaan itu memang khusus membuat perangkat komunikasi bersandi untuk para pelanggannya.

Dilansir AFP, Rabu (12/2), laporan tersebut dirilis oleh surat kabar The Washington Post, stasiun televisi Jerman ZTE dan kantor berita Swiss, SRF. Mereka menyatakan mengutip dari dokumen rahasia internal CIA yang menyatakan agen intelijen AS mengatur operasi tersebut dan diizinkan oleh para petinggi Crypto.
Menurut dokumen tersebut, Crypto AG menerima bayaran jutaan dolar dengan memberi akses bagi CIA dan BND untuk mengakses data klien mereka.


"Ini adalah kudeta intelijen abad ini," seperti yang tertulis di dalam dokumen tersebut.

Crypto AG adalah perusahaan yang memasok perangkat komunikasi bersandi kepada sekitar 120 negara sejak Perang Dunia II hingga hari ini. Produk mereka digunakan oleh Iran, India, Pakistan serta sejumlah pemerintah di Amerika Selatan.

Laporan ketiga media itu juga menyebut CIA diam-diam sebenarnya adalah pemilik rahasia perusahaan tersebut. Hal itu membuat CIA dan BND bekerja sama untuk membongkar kode dan membaca pesan sejumlah pemerintahan yang seharusnya merupakan informasi rahasia.
"Pemerintahan asing membayar AS dan Jerman Barat dengan baik untuk menyimpan percakapan rahasia mereka yang bisa dilihat oleh minimal dua (dan kemungkinan lima atau enam) negara lain," demikian isi dokumen tersebut.

Kesepakatan itu sudah lama dicurigai, tetapi sulit dibuktikan. Padahal, dokumen tersebut beredar sejak beberapa dasawarsa lalu.

Meski demikian, Rusia dan China yang dianggap pesaing oleh Blok Barat tidak pernah menggunakan perangkat buatan Crypto AG.

CIA belum memberikan komentar soal laporan tersebut. Namun, Crypto menyatakan sangat terganggu dengan pemberitaan itu.

"Sangat mengganggu. Kami tidak memiliki hubungan dengan CIA atau BND. Kami saat ini masih menilai situasi dan akan memberikan komentar setelah mendapat gambaran utuh," demikian pernyataan resmi Cyrpto.




Cyrpto yang bermarkas di Zug, Swiss, dilaporkan dipisah menjadi dua perusahaan dua tahun lalu. Satu perusahaan tetap mengurus klien dalam negeri, sedangkan lainnya merambah bisnis internasional yang diambil alih oleh pemodal asal Swedia, Andreas Linde.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cermati Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Senin (3/3) Usai IHSG Terjun ke 6.270

Bitcoin Menuju US$115.000, Tapi Tangan Tak Terlihat Dealer Bisa Redam Rally

Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Senin 12 Februari 2024, Cek Daftarnya di Sini