Keputusan Kementerian
Perhubungan (Kemenhub) menunda program Zero Over Dimension dan Over Loading
(ODOL) hingga 1 Januari 2023 ditanggapi biasa saja oleh salah satu produsen
kendaraan komersial, UD Trucks.
Zero ODOL sebenarnya sudah dipersiapkan Kemenhub sejak 2019 melalui Surat
Edaran Menteri Perhubungan Nomor 21 Tahun 2019 tentang Pengawasan terhadap
Mobil Barang atas Pelanggaran ODOL untuk diberlakukan pada tahun ini. Namun
belakangan Kementerian Perindustrian, pembina industri dalam negeri, meminta
ditunda hingga akhirnya disetujui pada 2023.
Menurut UD Astra Motor Indonesia, distributor UD Trucks, keputusan penundaan
tidak berdampak banyak pada perusahaan.
Persiapan internal menanggapi Zero ODOL dikatakan bakal
berjalan seperti biasa. Salah satu persiapan yang diungkap yakni menyiapkan
kendaraan yang sudah dimodifikasi agar lebih sesuai peraturan dan kebutuhan
konsumen.
Aloysius Chrisnoadhi, Direktur Pemasaran dan Purna Jual UD Astra Motor
Indonesia menjelaskan modifikasi yang dimaksud salah satunya perubahan pada
berat kotor kendaraan menjadi lebih ringan sehingga sanggup mengangkut muatan
lebih banyak.
"Untuk mengoptimalkan muatan berarti kendaraan harus lebih ringan. Bisa
saja misalnya dari material, kan bisa dengan material yang lebih kuat tetapi
ringan. [Harga jadi mahal?] Bisa iya bisa tidak," kata Chrisnoadhi di
Tangerang, Rabu (26/2)
Menurut Chrisnoadhi pihak yang akan kena dampak langsung penundaan Zero ODOL
adalah pengusaha alias pemakai kendaraan komersial. Produsen disebut siap
mengikuti peraturan pemerintah.
Lebih Banyak Beli Truk
Chrisnoadhi setuju pendapat yang menyatakan kemungkinan saat program Zero ODOL
diberlakukan penjualan kendaraan komersial meningkat.
Latar belakang hal itu bisa kejadian yaitu konsumen yang tadinya mengandalkan
satu truk untuk mengangkut jumlah muatan dengan kelebihan tertentu tak bisa
lagi melakukannya. Solusi untuk mengatasinya kemungkinan membeli truk baru.
"Secara teori mungkin benar, tetapi menurut saya tidak mesti akan menjadi
persis seperti itu," ucap Chrisnoadhi.
Kata dia ada implikasi bila konsumen membeli truk lebih banyak, yaitu jalanan
menjadi lebih ramai kendaraan besar. Sementara dia bilang jumlah penambahan
jalan tidak linear dengan pertumbuhan populasi truk.
"Tapi masalahnya kan pemerintah cuma punya jalan tetap, penambahannya
tidak linear dengan jumlah kendaran. Memangnya kalau ditambah menjadi efisien?
Tidak juga. Bisa jadi tambah crowded," sebut Chrisnoadhi.
Komentar
Posting Komentar