Ilmuwan Teliti Vaksin Virus Corona, Harga Minyak 'Bangkit'
Harga
minyak mentah dunia akhirnya bangkit dari keterpurukan
pada perdagangan Rabu (5/2). Sebuah laporan media menyebut para ilmuwan sedang
mengembangkan vaksin Virus Corona
ketika para ahli kesehatan dunia mengatakan pengobatannya belum ditemukan.
Mengutip Antara, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Maret naik US$1,32 atau 2,5 persen menjadi US$56,46 per barel. Sementara, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret naik US$1,14 atau 2,3 persen ke level US$50,75 per barel.
Surat kabar China Changjiang Daily melaporkan bahwa tim peneliti yang dipimpin oleh Profesor Universitas Zhejiang Li Lanjuan, telah menemukan bahwa obat abidol dan darunavir dapat menghambat virus dalam percobaan sel in vitro.
Mengutip Antara, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Maret naik US$1,32 atau 2,5 persen menjadi US$56,46 per barel. Sementara, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret naik US$1,14 atau 2,3 persen ke level US$50,75 per barel.
Surat kabar China Changjiang Daily melaporkan bahwa tim peneliti yang dipimpin oleh Profesor Universitas Zhejiang Li Lanjuan, telah menemukan bahwa obat abidol dan darunavir dapat menghambat virus dalam percobaan sel in vitro.
Secara terpisah, Sky News melaporkan bahwa seorang ilmuwan Inggris telah membuat terobosan untuk mendapatkan vaksin. Ia mengurangi waktu pengembangan normal vaksin dari dua hingga tiga tahun menjadi hanya 14 hari.
Selain upaya pengembangan vaksin, kenaikan harga minyak
ditopang kabar bahwa Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan
sekutu produsennya sedang mempertimbangkan pemangkasan produksi. Hal ini untuk
antisipasi turunnya permintaan minyak akibat virus yang berasal dari Wuhan,
China itu.
Kilang minyak Sinopec China yang merupakan kilang terbesar Asia, telah memangkas laju produksi.
Kemunculan Virus Corona tak hanya menewaskan ratusan orang tetapi juga menekan pertumbuhan ekonomi China. Analis Capital Economics memperkirakan pertumbuhan ekonomi China akan melambat menjadi hanya tiga persen pada kuartal pertama 2020.
"Dengan asumsi bahwa virus dikendalikan dengan relatif cepat, kami secara tentatif memperkirakan penurunan 10 persen dalam konsumsi minyak negara itu di kuartal pertama," tulisnya.
Kilang minyak Sinopec China yang merupakan kilang terbesar Asia, telah memangkas laju produksi.
Kemunculan Virus Corona tak hanya menewaskan ratusan orang tetapi juga menekan pertumbuhan ekonomi China. Analis Capital Economics memperkirakan pertumbuhan ekonomi China akan melambat menjadi hanya tiga persen pada kuartal pertama 2020.
"Dengan asumsi bahwa virus dikendalikan dengan relatif cepat, kami secara tentatif memperkirakan penurunan 10 persen dalam konsumsi minyak negara itu di kuartal pertama," tulisnya.
Komentar
Posting Komentar