Direktur Operasi dan Produksi Timah (TINS) Diberhentikan Sementara, Ada Apa?

  Emiten anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID, PT Timah Tbk (TINS) mengumumkan pemberhentian sementara Direktur Operasi dan Produksi Nur Adi Kuncoro terhitung sejak 13 Oktober 2025. Manajemen TINS tidak menjelaskan secara rinci penyebab pemberhentian Nur Adi Kuncoro dari posisi tersebut. Bila merujuk pada keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Nur Adi Kuncoro diberhentikan dari jabatannya untuk sementara karena terdapat alasan mendesak bagi perusahaan.  "Perusahaan memberikan tugas kepada Direktur Utama PT Timah Tbk sebagai Pelaksana tugas (Plt) Direktur Operasi dan Produksi terhitung sejak tanggal 13 Oktober 2025 sampai dengan ditetapkan pada keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terdekat," tulis Division Head Corporate Secretary Timah Rendi Kurniawan dalam keterbukaan informasi, Rabu (15/10/2025) malam. Pihak TINS merujuk pada ketentuan Pasal 11 ayat 27 Anggaran Dasar Perseroan bahwa Anggota Direksi sewaktu-waktu dapat diberhentikan unt...

Realme Dukung Ponsel China Bersatu 'Buang' Aplikasi Google


Realme mengatakan aliansi vendor ponsel asal China sedang menyiapkan berbagai fitur dalam sistem operasi ponsel agar bisa lepas dari cengkeraman Google.

Aliansi bernama Global Developer Service Alliance (GDSA) ini disebut Realme saat ini telah mengembangkan fitur berbagi nirkabel, seperti Air Drop yang dikhususkan untuk ponsel China.

Public Relations Manager Realme Indonesia, Krisva Angnieszca mengatakan saat ini Realme telah mempunyai fitur seperti Air Drop yang bernama Realme Share. Fitur ini tak hanya berfungsi untuk berbagi data antar ponsel Realme, tapi juga antar ponsel vendor yang tergabung dengan GDSA. Saat ini Realme telah tergabung alam GDSA.


"Untuk bergabung aliansi itu, kita bisa membagikan data ke perangkat lain [ke merek lain dari aliansi]," kata Krisva kepada awak media di bilangan Melawai, Jakarta Selatan, Jumat (14/2).
Krisva menolak menjelaskan apakah aliansi sedang mengembangkan platform baru untuk mengganti Google Play Store. Akan tetapi, ia mengatakan ponsel merek-merek lain sudah menyatakan bahwa aliansi sedang mengembangkan platform baru tersebut.

"Sebenarnya memang beberapa brand menyatakan [pengembangan pengganti Google Playstore). Cuma untuk lebih detilnya, kita belum bisa share cuma kalau ditanya Realme berpartisipasi bisa dibilang iya," kata Krisva.




Sebelumnya, Ponsel asal China, Huawei, Xiaomi, Oppo dan Vivo dikabarkan bekerja sama membuat satu platform baru untuk melawan Play Store, toko aplikasi milik Google. Tujuan dari pengembangan ini untuk menantang dominasi Google Play Store.

Keempat perusahaan tersebut mengembangkan platform baru bersama di bawah Global Developer Service Alliance (GDSA) yang bisa diakses sejumlah ponsel China lain.

Platform baru ini direncanakan bisa beroperasi di sembilan negara, mulai India, Rusia dan Malaysia, termasuk Indonesia. Bahkan Playstore versi China tersebut disebut paling cepat meluncur pada Maret 2020.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cermati Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Senin (3/3) Usai IHSG Terjun ke 6.270

Bitcoin Menuju US$115.000, Tapi Tangan Tak Terlihat Dealer Bisa Redam Rally

Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Senin 12 Februari 2024, Cek Daftarnya di Sini