Direktur Operasi dan Produksi Timah (TINS) Diberhentikan Sementara, Ada Apa?

  Emiten anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID, PT Timah Tbk (TINS) mengumumkan pemberhentian sementara Direktur Operasi dan Produksi Nur Adi Kuncoro terhitung sejak 13 Oktober 2025. Manajemen TINS tidak menjelaskan secara rinci penyebab pemberhentian Nur Adi Kuncoro dari posisi tersebut. Bila merujuk pada keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Nur Adi Kuncoro diberhentikan dari jabatannya untuk sementara karena terdapat alasan mendesak bagi perusahaan.  "Perusahaan memberikan tugas kepada Direktur Utama PT Timah Tbk sebagai Pelaksana tugas (Plt) Direktur Operasi dan Produksi terhitung sejak tanggal 13 Oktober 2025 sampai dengan ditetapkan pada keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terdekat," tulis Division Head Corporate Secretary Timah Rendi Kurniawan dalam keterbukaan informasi, Rabu (15/10/2025) malam. Pihak TINS merujuk pada ketentuan Pasal 11 ayat 27 Anggaran Dasar Perseroan bahwa Anggota Direksi sewaktu-waktu dapat diberhentikan unt...

Andalan Sakti Primaindo Resmi Melantai di Bursa Saham


Perusahaan real estate PT Andalan Sakti Primaindo Tbk resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui skema penawaran umum perdana atau IPO. Lewat aksi itu, perusahaan menawarkan jumlah saham sebanyak 330 juta atau 48 persen dari modal disetor dan ditempatkan.

Direktur Utama Andalan Sakti Primaindo Suwandi Notopradono mengatakan pencatatan saham merupakan realisasi dari komitmen manajemen untuk go public lewat mekanisme perdagangan di BEI.

"Mulai saat ini Andalan Sakti Primaindo resmi menjadi perusahaan publik dan merupakan emiten ke-14 yang mencatat sahamnya di BEI pada tahun 2020," ujarnya, seperti dilansir Antara, Senin (17/2).

Perusahaan berkode emiten ASPI tersebut melepas saham dengan harga Rp105 per saham, sehingga meraup dana segar dari IPO mencapai Rp34,65 miliar.
Dana hasil IPO tersebut, setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan perseroan sekitar 85 persen untuk pinjaman kepada perusahaan anak sebagai penambahan modal kerja perusahaan anak.

"Sedangkan sisanya sekitar 15 persen akan digunakan perseroan untuk pelunasan utang ke pemegang saham perusahaan," imbuh Suwandi.

Dalam aksi korporasi itu, emiten yang berdiri sejak 2012 itu menunjuk penjamin pelaksana emisi efek, yaitu PT Investindo Nusantara Sekuritas serta tiga perusahaan penjamin emisi efek, yakni PT NH Korindo Sekuritas, PT Panca Global Sekuritas dan PT Valbury Sekuritas Indonesia.
Suwandi menyebut potensi bisnis perseroan di bidang real estate sangat prospektif, mengingat pertumbuhan kebutuhan rumah terus meningkat dilatarbelakangi oleh pertumbuhan penduduk yang meningkat setiap tahun.

Selain itu, harga rumah selalu mengalami kenaikan dan memiliki rumah juga digunakan sebagai sarana investasi.

Pada pencatatan saham perdana, saham ASPI tercatat naik 73 poin atau 69,52 persen menjadi Rp178 per saham.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cermati Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Senin (3/3) Usai IHSG Terjun ke 6.270

Bitcoin Menuju US$115.000, Tapi Tangan Tak Terlihat Dealer Bisa Redam Rally

Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Senin 12 Februari 2024, Cek Daftarnya di Sini