Sri Mulyani Proyeksi Ekonomi Dekati 1 Persen pada Kuartal II
Menteri Keuangan Sri Mulyani memproyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal II
2020 bakal lebih rendah ketimbang realisasi kuartal sebelumnya. Bahkan, ia
menduga pertumbuhan ekonomi periode April-Juni akan mendekati satu persen.
Hal ini dikarenakan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang semakin meluas di sejumlah daerah.
"Kalau melihat dari sisi kuartal I 2020, kemungkinan kuartal II 2020 akan lebih berat. Kami melihat pertumbuhan ekonomi akan masuk dalam skenario yang lebih rendah dari skenario berat. Artinya, bisa lebih rendah dari 2,3 persen. Artinya, mendekati 1 persen," ujarnya dalam video conference, Rabu (3/6).
Pun demikian, Ani, sapaan akrabnya, memprediksi pertumbuhan ekonomi nasional tidak akan minus atau negatif seperti yang terjadi di banyak negara akibat penyebaran virus corona.
Hal ini dikarenakan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang semakin meluas di sejumlah daerah.
"Kalau melihat dari sisi kuartal I 2020, kemungkinan kuartal II 2020 akan lebih berat. Kami melihat pertumbuhan ekonomi akan masuk dalam skenario yang lebih rendah dari skenario berat. Artinya, bisa lebih rendah dari 2,3 persen. Artinya, mendekati 1 persen," ujarnya dalam video conference, Rabu (3/6).
Pun demikian, Ani, sapaan akrabnya, memprediksi pertumbuhan ekonomi nasional tidak akan minus atau negatif seperti yang terjadi di banyak negara akibat penyebaran virus corona.
Justru, ia optimistis program pemulihan ekonomi nasional
(PEN) yang sedang dilakukan oleh pemerintah bisa mendongkrak roda perekonomian
domestik. Ini memunculkan harapan ekonomi dalam negeri tidak akan anjlok.
"Kami berharap pemulihan
ekonomi nasional dapat berpengaruh pada kuartal III dan kuartal IV 2020. Jadi,
bisa mengejar kembali," terang Ani.
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2020 hanya 2,97 persen. Realisasi ini jatuh dari tren laju ekonomi nasional yang di kisaran 5 persen.
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2020 hanya 2,97 persen. Realisasi ini jatuh dari tren laju ekonomi nasional yang di kisaran 5 persen.
Hal ini disebabkan daya beli masyarakat yang turun
signifikan karena penyebaran virus corona memberikan dampak kepada hampir
seluruh elemen masyarakat.
Oleh karena itu, pemerintah mengalokasikan dana sebesar Rp677,2 triliun untuk penanganan penyebaran virus corona di Indonesia. Sebagian besar dana atau sebesar Rp589,65 triliun akan digunakan untuk program pemulihan ekonomi nasional.
Oleh karena itu, pemerintah mengalokasikan dana sebesar Rp677,2 triliun untuk penanganan penyebaran virus corona di Indonesia. Sebagian besar dana atau sebesar Rp589,65 triliun akan digunakan untuk program pemulihan ekonomi nasional.
Komentar
Posting Komentar