Direktur Operasi dan Produksi Timah (TINS) Diberhentikan Sementara, Ada Apa?

  Emiten anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID, PT Timah Tbk (TINS) mengumumkan pemberhentian sementara Direktur Operasi dan Produksi Nur Adi Kuncoro terhitung sejak 13 Oktober 2025. Manajemen TINS tidak menjelaskan secara rinci penyebab pemberhentian Nur Adi Kuncoro dari posisi tersebut. Bila merujuk pada keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Nur Adi Kuncoro diberhentikan dari jabatannya untuk sementara karena terdapat alasan mendesak bagi perusahaan.  "Perusahaan memberikan tugas kepada Direktur Utama PT Timah Tbk sebagai Pelaksana tugas (Plt) Direktur Operasi dan Produksi terhitung sejak tanggal 13 Oktober 2025 sampai dengan ditetapkan pada keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terdekat," tulis Division Head Corporate Secretary Timah Rendi Kurniawan dalam keterbukaan informasi, Rabu (15/10/2025) malam. Pihak TINS merujuk pada ketentuan Pasal 11 ayat 27 Anggaran Dasar Perseroan bahwa Anggota Direksi sewaktu-waktu dapat diberhentikan unt...

Pertamina Janji Tak Langsung Naikkan BBM walau Minyak Naik


Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati berjanji perusahaannya tidak akan langsung mengerek harga jual BBM kalau harga minyak dunia naik.  Hal tersebut ia sampaikan untuk membantah tudingan sejumlah pihak bahwa perusahaannya tak adil dalam penyesuaian harga BBM.

Nicke menyebut ada pihak yang menyebut Pertamina tak adil. Ketika harga minyak dunia, Pertamina dituduh sigap dengan langsung menaikkan harga minyak.

Tapi ketika minyak dunia turun, Pertamina tak langsung menurunkan harga jual BBM .


"Tidak betul juga statement itu. Saya ada di Pertamina ketika harga minyak naik, 3 bulan kami tunggu. Tidak serta merta naik. Kami lihat betul karena formula harga kita itu kan melihatnya 3 bulan ke belakang," ucap Nicke dalam diskusi virtual, Senin (15/6).

Nicke juga menuturkan bahwa Pertamina menaikkan harga jual karena harus tetap mempertahankan operasional kilang minyak dalam negeri dan menjaga keberlangsungan industri hulu migas.
Pasalnya, hal tersebut sudah menjadi amanat negara kepada Pertamina. Jika hanya mencari untung, Pertamina bisa saja menutup seluruh kegiatan eksplorasi hulu dan kilang minyak dan mengimpor minyak mentah saat harga sedang jatuh.

"Faktanya hari ini memang kami menghasilkan produk hulu migas di seluruh operator lebih mahal dibanding yang dihasilkan oleh Amerika. Karena Amerika over supply," terangnya.

Nicke mengakui bahwa harga produksi BBM memang lebih mahal ketimbang impor namun menurutnya hal itu juga diperlukan untuk kemandirian energi ke depan.

"Kita harus melihat jangka panjang tentang ketahanan dan kemandirian energi. Bayangkan kalau kita hanya mengandalkan impor, karena di luar negeri murah. Oke kita andalkan impor nggak usah bikin sendiri, kalau negara itu lock down, tidak mengirimkan BBM-nya, apa yang terjadi?" kata Nicke.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cermati Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Senin (3/3) Usai IHSG Terjun ke 6.270

Bitcoin Menuju US$115.000, Tapi Tangan Tak Terlihat Dealer Bisa Redam Rally

Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Senin 12 Februari 2024, Cek Daftarnya di Sini