Direktur Operasi dan Produksi Timah (TINS) Diberhentikan Sementara, Ada Apa?

  Emiten anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID, PT Timah Tbk (TINS) mengumumkan pemberhentian sementara Direktur Operasi dan Produksi Nur Adi Kuncoro terhitung sejak 13 Oktober 2025. Manajemen TINS tidak menjelaskan secara rinci penyebab pemberhentian Nur Adi Kuncoro dari posisi tersebut. Bila merujuk pada keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Nur Adi Kuncoro diberhentikan dari jabatannya untuk sementara karena terdapat alasan mendesak bagi perusahaan.  "Perusahaan memberikan tugas kepada Direktur Utama PT Timah Tbk sebagai Pelaksana tugas (Plt) Direktur Operasi dan Produksi terhitung sejak tanggal 13 Oktober 2025 sampai dengan ditetapkan pada keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terdekat," tulis Division Head Corporate Secretary Timah Rendi Kurniawan dalam keterbukaan informasi, Rabu (15/10/2025) malam. Pihak TINS merujuk pada ketentuan Pasal 11 ayat 27 Anggaran Dasar Perseroan bahwa Anggota Direksi sewaktu-waktu dapat diberhentikan unt...

BPS Sebut Sensus Penduduk Online Hanya Diikuti 51 Juta Orang


Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah masyarakat yang mengikuti sensus penduduk online sebanyak 51,36 juta jiwa. Angka itu berdasarkan perhitungan hingga penutupan masa perhitungan sensus penduduk online pada 30 Mei 2020.

"Hingga 30 Mei 2020 jumlah yang mengikuti 31,36 juta jiwa. Dengan mempertimbangkan ini adalah sensus online di Indonesia yang pertama kali, hasil ini membuktikan bahwa kepedulian masyarakat sangat luar biasa," ungkap Kepala BPS Suhariyanto, Selasa (2/6).

Ia menyatakan total penduduk Indonesia yang tercatat di Indonesia saat ini sebanyak 270 juta orang. Ini artinya, total masyarakat yang mengikuti sensus penduduk online setara dengan 19 persen dari total masyarakat.


"Untuk itu apa yang akan kami kerjakan setelah sensus penduduk online itu kami akan mengolah hasilnya dan membuat daftar penduduk yang akan kami buat satu per satuan lingkungan setempat dari hasil penduduk nanti," jelas dia.
Selanjutnya, Suhariyanto menjelaskan pihaknya akan melakukan sensus penduduk secara offline pada September 2020. Nantinya, BPS akan merekrut 247 ribu orang untuk melakukan sensus penduduk tersebut.

"Nanti petugas sensus akan ditemani oleh ketua RT berkeliling rumah tangga untuk membagikan kuisioner secara offline," terang Suhariyanto.

Dengan demikian, tak ada proses wawancara yang akan dilakukan oleh petugas BPS dengan masyarakat selama melakukan proses sensus penduduk. Masyarakat hanya diminta untuk mengisi kuisioner yang nantinya akan langsung diambil oleh petugas sensus.

"Sehingga penduduk yang belum melalukan sensus online kami harapkan betul-betul pada September 2020 nanti bersama-sama mencatat atau mengisi kuisioner," katanya.



Ia menambahkan BPS pada awalnya berencana merekrut petugas baru hingga 400 ribu orang. Namun, karena anggaran BPS dipangkas hingga 43 persen di tengah pandemi virus corona, maka jumlah petugas yang akan direkrut berkurang menjadi hanya 247 ribu orang.

"Kemudian karena ada efisiensi pelatihannya nanti tidak dilakukan tatap muka, tapi video conference sekaligus untuk menerapkan protokol kesehatan. Dengan ada virus corona kami harus betul-betul ubah," pungkas Suhariyanto.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cermati Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Senin (3/3) Usai IHSG Terjun ke 6.270

Bitcoin Menuju US$115.000, Tapi Tangan Tak Terlihat Dealer Bisa Redam Rally

Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Senin 12 Februari 2024, Cek Daftarnya di Sini