Direktur Operasi dan Produksi Timah (TINS) Diberhentikan Sementara, Ada Apa?

  Emiten anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID, PT Timah Tbk (TINS) mengumumkan pemberhentian sementara Direktur Operasi dan Produksi Nur Adi Kuncoro terhitung sejak 13 Oktober 2025. Manajemen TINS tidak menjelaskan secara rinci penyebab pemberhentian Nur Adi Kuncoro dari posisi tersebut. Bila merujuk pada keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Nur Adi Kuncoro diberhentikan dari jabatannya untuk sementara karena terdapat alasan mendesak bagi perusahaan.  "Perusahaan memberikan tugas kepada Direktur Utama PT Timah Tbk sebagai Pelaksana tugas (Plt) Direktur Operasi dan Produksi terhitung sejak tanggal 13 Oktober 2025 sampai dengan ditetapkan pada keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terdekat," tulis Division Head Corporate Secretary Timah Rendi Kurniawan dalam keterbukaan informasi, Rabu (15/10/2025) malam. Pihak TINS merujuk pada ketentuan Pasal 11 ayat 27 Anggaran Dasar Perseroan bahwa Anggota Direksi sewaktu-waktu dapat diberhentikan unt...

Deretan Peristiwa Kebocoran Data Warga RI Sejak Awal 2020


Tahun 2020 menjadi tahun yang buruk bagi perlindungan data pribadi masyarakat. Selain pandemi virus corona Covid-19, tahun 2020 dihiasi dengan rentetan kasus kebocoran data, baik yang dialami pemerintah maupun yang dialami perusahaan swasta.
Kebocoran ini terjadi sepanjang bulan Mei dan Juni. Dalam kasus kebocoran data tersebut, peretas mencuri data-data masyarakat atau konsumen dan menjualnya di forum peretas, RaidForums.
merangkum peristiwa kebocoran data sepanjang 2020.

1. Bocor 230 Ribu Data Pasien Covid-19 di Indonesia

Pada 20 Mei 2020, data warga terkait Covid-19 di Indonesia diduga telah dicuri oleh peretas (hacker). Mereka diduga menjual data pasien terinfeksi virus corona tersebut di forum dark web RapidForums.

Data-data warga yang dijual itu terbilang lengkap. Beberapa informasi tersebut, antara lain nama, status kewarganegaraan, tanggal lahir, umur, nomor telepon, alamat rumah, Nomor Identitas Kependudukan (NIK), dan alamat hasil tes corona.
Selain itu, hasil tes Covid-19 juga muncul secara detail dalam basis data tersebut. Data yang dijual berupa gejala, tanggal mulai sakit, dan tanggal pemeriksaan.
Akun penjual bernama Database Shopping menyatakan basis data terkait Covid-19 mulai bocor pada 20 Mei 2020 lalu. Namun, ia mulai menjual data pasien atau warga yang terkait wabah corona pada Kamis (18/6).
Pada 21 Mei, data 2,3 juta warga dan pemilih Indonesia diduga bocor di forum RapidForums. Hal ini diungkap oleh akun @underthebreach yang sebelumnya mengungkap soal penjualan data 91 juta pengguna Tokopedia.
Penjual data mengaku mendapat data ini secara resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU). Data tersebut dijual dalam bentuk PDF.
Dari bocoran data yang diungkap akun ini, sebagian besar pemilih berasal dari Yogyakarta. Bocoran data yang dijual berisi nama, alamat, nomor induk kependudukan (NIK) dan Kartu Keluarga (KK), serta data lain.

3. Data 1,2 Juta Konsumen Bhinneka Bocor

Sekelompok peretas ShinyHunters pada 11 Mei mengklaim memiliki 1,2 juta data pengguna Bhinneka.com. Peretas  berhasil membobol data pengguna Bhinneka dan menjual total 73 juta data pengguna dari berbagai situs lain di dark web.
Pada 5 Mei data 13 juta akun Bukalapak yang bocor kembali diperjualbelikan di forum hacker RaidForums.  CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin menegaskan tidak ada data baru pengguna layanan e-commerce itu yang bocor dan dijual di forum hacker.
Rachmat mengatakan bahwa 13 juta data akun yang bocor tersebut merupakan data yang sama saat 13 juta data akun Bukalapak dijual oleh peretas asal Pakistan yang bernama Gnosticplayers.
Data yang ditampilkan mulai dari email, nama pengguna, password, salt, last login, email Facebook dengan hash, alamat pengguna, tanggal ulang tahun, hingga nomor telepon.

5. 91 Juta Akun Tokopedia Bocor dan Dijual

Tokopedia dilaporkan mengalami peretasan, bahkan jumlahnya diperkirakan 91 juta akun dan 7 juta akun merchant. Peretas yang sama juga membocorkan mencuri data dari Bhinneka.
Pelaku menjual data di darkweb berupa user ID, email, nama lengkap, tanggal lahir, jenis kelamin, nomor handphone dan password yang masih ter-hash atau tersandi.
Semua dijual dengan harga US$5.000 atau sekitar Rp74 juta. Bahkan ada 14.999.896 akun Tokopedia yang datanya saat ini bisa diunduh.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cermati Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Senin (3/3) Usai IHSG Terjun ke 6.270

Bitcoin Menuju US$115.000, Tapi Tangan Tak Terlihat Dealer Bisa Redam Rally

Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Senin 12 Februari 2024, Cek Daftarnya di Sini