Tahun 2020 menjadi tahun yang buruk bagi perlindungan data pribadi
masyarakat. Selain pandemi
virus corona Covid-19,
tahun 2020 dihiasi dengan rentetan kasus
kebocoran data, baik
yang dialami pemerintah maupun yang dialami perusahaan swasta.
Kebocoran ini terjadi sepanjang bulan Mei dan Juni. Dalam kasus kebocoran
data tersebut, peretas mencuri data-data masyarakat atau konsumen dan
menjualnya di forum peretas, RaidForums.
merangkum peristiwa kebocoran data sepanjang 2020.
1. Bocor 230 Ribu Data Pasien Covid-19 di
Indonesia
Pada 20 Mei 2020, data warga terkait Covid-19 di Indonesia diduga telah
dicuri oleh peretas (hacker). Mereka diduga menjual data pasien terinfeksi
virus corona tersebut di forum dark web RapidForums.
Data-data warga yang dijual itu terbilang lengkap. Beberapa informasi
tersebut, antara lain nama, status kewarganegaraan, tanggal lahir, umur, nomor
telepon, alamat rumah, Nomor Identitas Kependudukan (NIK), dan alamat hasil tes
corona.
Selain itu, hasil tes Covid-19 juga muncul secara detail dalam basis data
tersebut. Data yang dijual berupa gejala, tanggal mulai sakit, dan tanggal
pemeriksaan.
Akun penjual bernama Database Shopping menyatakan basis data terkait
Covid-19 mulai bocor pada 20 Mei 2020 lalu. Namun, ia mulai menjual data pasien
atau warga yang terkait wabah corona pada Kamis (18/6).
Pada 21 Mei, data 2,3 juta warga dan pemilih Indonesia diduga bocor di forum
RapidForums. Hal ini diungkap oleh akun @underthebreach yang sebelumnya
mengungkap soal penjualan data 91 juta pengguna Tokopedia.
Penjual data mengaku mendapat data ini secara resmi dari Komisi Pemilihan
Umum (KPU). Data tersebut dijual dalam bentuk PDF.
Dari bocoran data yang diungkap akun ini, sebagian besar pemilih berasal
dari Yogyakarta. Bocoran data yang dijual berisi nama, alamat, nomor induk
kependudukan (NIK) dan Kartu Keluarga (KK), serta data lain.
3. Data 1,2 Juta Konsumen Bhinneka Bocor
Sekelompok peretas ShinyHunters pada 11 Mei mengklaim memiliki 1,2 juta data
pengguna Bhinneka.com. Peretas berhasil membobol data pengguna Bhinneka
dan menjual total 73 juta data pengguna dari berbagai situs lain di dark web.
Pada 5 Mei data 13 juta akun Bukalapak yang bocor kembali diperjualbelikan
di forum hacker RaidForums. CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin menegaskan
tidak ada data baru pengguna layanan e-commerce itu yang bocor dan dijual di
forum hacker.
Rachmat mengatakan bahwa 13 juta data akun yang bocor tersebut merupakan
data yang sama saat 13 juta data akun Bukalapak dijual oleh peretas asal
Pakistan yang bernama Gnosticplayers.
Data yang ditampilkan mulai dari email, nama pengguna, password, salt, last
login, email Facebook dengan hash, alamat pengguna, tanggal ulang tahun, hingga
nomor telepon.
5. 91 Juta Akun Tokopedia Bocor dan Dijual
Tokopedia dilaporkan mengalami peretasan, bahkan jumlahnya diperkirakan 91
juta akun dan 7 juta akun merchant. Peretas yang sama juga membocorkan mencuri
data dari Bhinneka.
Pelaku menjual data di darkweb berupa user ID, email, nama lengkap, tanggal
lahir, jenis kelamin, nomor handphone dan password yang masih ter-hash atau
tersandi.
Semua dijual dengan harga US$5.000 atau sekitar Rp74 juta. Bahkan ada
14.999.896 akun Tokopedia yang datanya saat ini bisa diunduh.
Komentar
Posting Komentar