Direktur Operasi dan Produksi Timah (TINS) Diberhentikan Sementara, Ada Apa?

  Emiten anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID, PT Timah Tbk (TINS) mengumumkan pemberhentian sementara Direktur Operasi dan Produksi Nur Adi Kuncoro terhitung sejak 13 Oktober 2025. Manajemen TINS tidak menjelaskan secara rinci penyebab pemberhentian Nur Adi Kuncoro dari posisi tersebut. Bila merujuk pada keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Nur Adi Kuncoro diberhentikan dari jabatannya untuk sementara karena terdapat alasan mendesak bagi perusahaan.  "Perusahaan memberikan tugas kepada Direktur Utama PT Timah Tbk sebagai Pelaksana tugas (Plt) Direktur Operasi dan Produksi terhitung sejak tanggal 13 Oktober 2025 sampai dengan ditetapkan pada keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terdekat," tulis Division Head Corporate Secretary Timah Rendi Kurniawan dalam keterbukaan informasi, Rabu (15/10/2025) malam. Pihak TINS merujuk pada ketentuan Pasal 11 ayat 27 Anggaran Dasar Perseroan bahwa Anggota Direksi sewaktu-waktu dapat diberhentikan unt...

BI Disebut Punya Ruang Turunkan Suku Bunga Acuan


Ekonom PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menyatakan Bank Indonesia (BI) masih memiliki ruang untuk menurunkan suku bunga acuan. Rentang penurunan suku bunga acuan yang masih bisa dilakukan di kisaran 25 hingga 50 basis poin (bps).
Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro menilai penurunan di rentang tersebut masih membuat suku bunga acuan kompetitif.
"Kalau melihat dari sinyal yang disampaikan Pak Gubernur BI, memang ada kemungkinan, kami sendiri menilai ada ruang di Bank Indonesia sekitar 25-50 bps, masih kompetitif untuk jaga capital flow (aliran modal) tetap ada di Indonesia," ujarnya dalam Economic Outlook Bank Mandiri, Rabu (17/6).

Pada Mei lalu, bank sentral memutuskan untuk mempertahankan posisi suku bunga acuan di level 4,5 persen. Besok, Kamis (18/6) BI akan kembali mengumumkan tingkat suku bunga acuan Juni.
Andry menuturkan ruang penurunan masih terbuka lantaran tingkat inflasi rendah yakni di bawah 3 persen hingga akhir tahun. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Mei sebesar 0,07 persen secara bulanan (month-to-month/mtm). Inflasi lebih rendah dari posisi April 2020 yang sebesar 0,08 persen dan Mei 2019 yang sebesar 0,68 persen.
Sementara inflasi secara tahun berjalan (year-to-date/ytd) sebesar 0,09 persen. Sedangkan secara tahunan (year-on-year/yoy) mencapai 2,19 persen pada Mei 2020.
Selain faktor domestik, ia memprediksi sentimen pasar keuangan global terutama dari kebijakan Bank Sentral AS memperkuat nilai tukar rupiah. Dengan demikian, suku bunga BI masih tetap kompetitif meskipun dikerek turun.
"Kemudian ada potensi kalau stimulus dari Bank sentral AS kemudian dialirkan oleh investor yang mulai pasang posisi risk on, memang bisa membuat rupiah berada di jalur fundamentalnya. Itu yang menjadi alasan tim kami," imbuhnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cermati Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Senin (3/3) Usai IHSG Terjun ke 6.270

Bitcoin Menuju US$115.000, Tapi Tangan Tak Terlihat Dealer Bisa Redam Rally

Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Senin 12 Februari 2024, Cek Daftarnya di Sini