Nilai tukar rupiah berada di Rp14.956
per dolar AS pada perdagangan pasar
spot Senin (16/3) sore. Mata uang
Garuda melemah 1,21 persen dibandingkan nilai pada penutupan perdagangan pada
Jumat (13/3).
Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar
Rate (JISDOR) menempatkan rupiah di posisi Rp14.818 per dolar AS atau melemah
dibandingkan posisi Jumat (13/3) kemarin, yakni Rp14.815 per dolar AS.
Rupiah tidak sendirian, mayoritas mata uang di kawasan Asia juga terpantau
melemah terhadap dolar AS. Tercatat, baht Thailand melemah 1,14 persen, ringgit
Malaysia 0,70 persen dan peso Filipina 0,60 persen.
Selanjutnya, lira Turki juga turut melemah 0,55 persen, won Korea 0,53 persen,
rupee India 0,48 persen serta dolar Singapura 0,45 persen. Diikuti dolar Taiwan
0,12 persen.
Di sisi lain, penguatan terjadi pada yen Jepang sebesar 1,38
persen, yuan China 0,14 persen, dan dolar Hong Kong 0,09 persen terhadap dolar
AS.
Kemudian di negara maju, mayoritas nilai tukar bergerak bervariasi terhadap
dolar AS. Dolar Australia dan dolar Kanada masing-masing melemah sebesar 0,01
persen dan 0,62 persen, sementara poundsterling Inggris dan euro menguat
sebesar 0,65 persen dan 0,94 persen terhadap dolar AS.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menilai pelemahan rupiah
hari ini masih disebabkan oleh sentimen perkembangan virus corona (covid-19).
"Situasi virus corona semakin parah saat Presiden AS Donald Trump
menyatakan darurat nasional, karena negara mencatat lebih dari 2.000 kasus dan
50 kematian," jelas Ibrahim saat dihubungi
Hal tersebut juga dibuktikan dari keputusan Organisasi
Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) yang menetapkan covid-19
sebagai pandemi beberapa waktu lalu.
Di sisi domestik, rilis Badan Pusat Statistik (BPS)terkait Neraca Perdagangan
Indonesia (NPI) pada Februari 2020 yang mengalami surplus sebesar US$2,34
miliar dengan angka ekspor mencapai US$13,94 miliar dan Impor US$11,60 miliar
tidak berpengaruh signifikan terhadap penguatan rupiah.
"Pasar kurang merespons surplus neraca perdagangan karena saat ini
pemerintah sedang fokus penanganan virus corona yang sudah merebak di seluruh
negeri sehingga perlu penanganan yang serius dari pemerintah," imbuh dia.
Lebih lanjut, Ibrahim memprediksi rupiah berpotensi bergerak melemah di kisaran
Rp14.940 hingga Rp15.000 pada perdagangan Selasa (17/3) esok.
Komentar
Posting Komentar