Direktur Operasi dan Produksi Timah (TINS) Diberhentikan Sementara, Ada Apa?

  Emiten anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID, PT Timah Tbk (TINS) mengumumkan pemberhentian sementara Direktur Operasi dan Produksi Nur Adi Kuncoro terhitung sejak 13 Oktober 2025. Manajemen TINS tidak menjelaskan secara rinci penyebab pemberhentian Nur Adi Kuncoro dari posisi tersebut. Bila merujuk pada keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Nur Adi Kuncoro diberhentikan dari jabatannya untuk sementara karena terdapat alasan mendesak bagi perusahaan.  "Perusahaan memberikan tugas kepada Direktur Utama PT Timah Tbk sebagai Pelaksana tugas (Plt) Direktur Operasi dan Produksi terhitung sejak tanggal 13 Oktober 2025 sampai dengan ditetapkan pada keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terdekat," tulis Division Head Corporate Secretary Timah Rendi Kurniawan dalam keterbukaan informasi, Rabu (15/10/2025) malam. Pihak TINS merujuk pada ketentuan Pasal 11 ayat 27 Anggaran Dasar Perseroan bahwa Anggota Direksi sewaktu-waktu dapat diberhentikan unt...

Berlebihan Guyur Disinfektan Bisa Bunuh Bakteri Baik


Guru Besar Ilmu Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada (UGM), Wega Trisunaryanti mengingatkan penyemprotan disinfektan berlebihan bisa mematikan bakteri baik yang ada.

Ia mengatakan, bakteri sebenarnya bisa mati jika disemprotkan dengan disinfektan dengan kandungan alkohol 70 persen.

Masalahnya, ia tidak tahu apakah disinfektan yang disemprotkan masyarakat tersebut mengandung alkohol atau tidak.
Kalau disinfektan dengan kandungan alkohol 70 persen, bisa menyebabkan bakteri mati. Tapi masalahnya bakteri baik yang bermanfaat juga ikutan mati," tambah dia,

Misalnya saja, bakteri pembusuk sampah yang berfungsi untuk menguraikan sampah yang ada.

Jika bakteri tersebut mati, maka dikhawatirkan sampah-sampah yang ada sulit untuk terurai.

Wega menambahkan bakteri yang ada di alam lebih banyak yang bermanfaat dibandingkan yang jahat.

Oleh karena itu, penyemprotan disinfektan harus dilakukan secara berkala dan tidak berlebihan.

"Kalau saran saya, penyemprotan disinfektan silahkan dilakukan. Tapi jangan berlebihan. Ini untuk meredakan kepanikan yang ada di masyarakat, dengan penyemprotan ini maka secara psikologis bisa membuat masyarakat tenang," terang Wega.

Meski demikian, Wega belum bisa memastikan bahwa penyemprotan disinfektan sepenuhnya bisa mematikan virus COVID-19.

Hal itu dikarenakan ukurannya yang sangat kecil dibandingkan bakteri dan jangkauannya bisa menyebar lebih jauh.

"Selama ini belum ada riset yang mengatakan bahwa penyemprotan disinfektan biasa bisa membunuh COVID-19. Pasalnya ini merupakan pandemi baru di dunia. Untuk itu butuh riset lebih lanjut untuk memastikan virus ini mati atau tidak setelah disemprot disinfektan," ujar Wega.

"Kalau kena disinfektan mungkin virusnya bisa mati. Begitu juga kalau kena sinar ultra violet (UV). Akan tetapi kalau saat penyemprotan cairannya kurang menjangkau tempat virus berada, juga belum tentu mati virusnya," pungkasnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cermati Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Senin (3/3) Usai IHSG Terjun ke 6.270

Bitcoin Menuju US$115.000, Tapi Tangan Tak Terlihat Dealer Bisa Redam Rally

Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Senin 12 Februari 2024, Cek Daftarnya di Sini