Teknik Baru BPPT Tangkal Hujan di Jabodetabek
Untuk mengantisipasi curah hujan tinggi khusus di
kawasan Jabodetabek, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melakukan teknik baru
menggunakan bahan penyemaian flare.
Menurut Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC), teknik bahan semai flare ini akan dipusatkan di posko TMC di Bandara Budiarto Curug, Tangerang.
Menurut Kepala BBTMC-BPPT Tri Handoko, flare ini nantinya akan ditembakkan dari pesawat Piper Cheyenne (PK-TMC) milik BBTMC-BPPT. Tabung flare yang dibawa pesawat ini akan diisi garam. Flare itu lantas akan ditembakkan ke awan yang berpontensi menghasilkan curah hujan cukup tinggi.
Menurut Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC), teknik bahan semai flare ini akan dipusatkan di posko TMC di Bandara Budiarto Curug, Tangerang.
Menurut Kepala BBTMC-BPPT Tri Handoko, flare ini nantinya akan ditembakkan dari pesawat Piper Cheyenne (PK-TMC) milik BBTMC-BPPT. Tabung flare yang dibawa pesawat ini akan diisi garam. Flare itu lantas akan ditembakkan ke awan yang berpontensi menghasilkan curah hujan cukup tinggi.
"Kami membuka posko kedua dan sejak kemarin tim TMC
Posko Curug sudah melakukan operasi perdana dengan penyemaian teknik flare.
Dengan menggunakan flare pada operasi penyemaian awan, akan diperoleh efisiensi
operasional yang lebih optimal," kata Tri seperti tertulis pada siaran
pers yang
Kelapa Sub Bagian Hubungan Media dan Pengaduan Masyarakat,
Bagian Humas BPPT, Surya Pratama menyebut teknik ini baru digunakan
untuk modifikasi cuaca di kawasan Jabodetabek. Namun, sebelumnya teknik ini
pernah diterapkan untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau.
Sementara itu Kepala Bidang Penerapan TMC Budi Harsoyo mengatakan TMC akan menggunakan dua jenis flare, yaitu Hygroscopics Flare dan AgI Flare BIP.
Teknik penyemaian dengan Hygroscopics Flare disematkan kandungan CaCl2. Bahan ini digunakan untuk menyemaikan awan yang baru tumbuh di wilayah Jabodetabek. Awan yang akan disasar terutama yang berada di kawasan downwind (turbin angin) seperti Depok, Bogor, dan sekitarnya.
Sementara itu Kepala Bidang Penerapan TMC Budi Harsoyo mengatakan TMC akan menggunakan dua jenis flare, yaitu Hygroscopics Flare dan AgI Flare BIP.
Teknik penyemaian dengan Hygroscopics Flare disematkan kandungan CaCl2. Bahan ini digunakan untuk menyemaikan awan yang baru tumbuh di wilayah Jabodetabek. Awan yang akan disasar terutama yang berada di kawasan downwind (turbin angin) seperti Depok, Bogor, dan sekitarnya.
Penyemaian akan dilakukan dengan membakar flare sebanyak-banyaknya di dasar awan dengan ketinggian sekitar 3.000-4.000 kaki. Hal ini dilakukan untuk mengganggu pertumbuhan awan.
Sementara penyemaian dengan AgI Flare BIP bertujuan untuk menyemai awan-awan yang berada di ketinggian lebih dari 20 ribu kaki atau sekitar 18,2 kilometer. Awan yang akan disasar adalah awan cumulonimbus dengan suhu puncak awan ada di kisaran enam derajat Celcius.
"Kandungan bahan semai AgI Flare BIP ini adalah perak iodide. Di luar negeri sering dipakai untuk tujuan mengurangi hujan es," kata Budi.
"Dengan kemampuan pesawat Piper Cheyenne yang dipakai
saat ini, penyemaian dilakukan pada ketinggian minimal 10 ribu kaki di daerah
updraft awan target. Semakin tinggi penyemaian, semakin baik," lanjut dia.
TMC menyebut pihaknya telah melakukan dua kali penyemaian pukul 11:00 WIB kemarin (26/2) mengangkut lima buah Hygros Flare dengan target penyemaian di barat laut Jabodebatek, yaitu di Kepulauan Seribu.
Sementara penerbangan kedua dilakukan pukul 15:35 WIB dengan mengangkut empat buah AgI Flare
TMC menyebut pihaknya telah melakukan dua kali penyemaian pukul 11:00 WIB kemarin (26/2) mengangkut lima buah Hygros Flare dengan target penyemaian di barat laut Jabodebatek, yaitu di Kepulauan Seribu.
Sementara penerbangan kedua dilakukan pukul 15:35 WIB dengan mengangkut empat buah AgI Flare
dengan target penyemaian di barat daya Jabodetabek dan
Pelabuhan Ratu, Jawa Barat.
Komentar
Posting Komentar