Direktur Operasi dan Produksi Timah (TINS) Diberhentikan Sementara, Ada Apa?

  Emiten anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID, PT Timah Tbk (TINS) mengumumkan pemberhentian sementara Direktur Operasi dan Produksi Nur Adi Kuncoro terhitung sejak 13 Oktober 2025. Manajemen TINS tidak menjelaskan secara rinci penyebab pemberhentian Nur Adi Kuncoro dari posisi tersebut. Bila merujuk pada keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Nur Adi Kuncoro diberhentikan dari jabatannya untuk sementara karena terdapat alasan mendesak bagi perusahaan.  "Perusahaan memberikan tugas kepada Direktur Utama PT Timah Tbk sebagai Pelaksana tugas (Plt) Direktur Operasi dan Produksi terhitung sejak tanggal 13 Oktober 2025 sampai dengan ditetapkan pada keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terdekat," tulis Division Head Corporate Secretary Timah Rendi Kurniawan dalam keterbukaan informasi, Rabu (15/10/2025) malam. Pihak TINS merujuk pada ketentuan Pasal 11 ayat 27 Anggaran Dasar Perseroan bahwa Anggota Direksi sewaktu-waktu dapat diberhentikan unt...

Karyawan Dirumahkan Gara-gara Corona, Youtube Andalkan AI


Youtube lebih mengandalkan kecerdasan buatan (AI) machine learning daripada manusia untuk menyaring konten-konten di platform di tengah wabah virus corona (SARS-CoV-2).

Biasanya algoritme dari AI akan mendeteksi konten ilegal dan akan mengirimkan kepada manusia untuk melakukan penilaian. Namun sistem ini harus berubah karena YouTube mengurangi jumlah pegawai datang ke kantor.

"Kami sementara akan mulai lebih mengandalkan teknologi untuk membantu beberapa pekerjaan yang biasanya dilakukan oleh pengulas. Ini berarti sistem otomatis akan mulai menghapus beberapa konten tanpa ulasan manusia," kataYoutube dikutip dari blog resminya.

Youtube akan memungkinkan sistem secara otomatis menghapus beberapa konten tanpa ulasan manusia. Platform mengaku sistem baru ini akan menyebabkan peningkatan penghapusan video meski video tersebut tidak melanggar aturan platform.

Youtube juga tak akan memberi teguran pada konten, kecuali apabila konten tersebut gamblang melanggar aturan. Pembuat konten juga masih bisa mengajukan banding terhadap penghapusan konten.

Dilansir dari blog Youtube, pengajuan banding ini akan membutuhkan waktu yang lebih lama atau tertunda sebagai imbas minimnya pekerja yang datang ke kantor.

"Tindakan pencegahan tenaga kerja kami juga akan menghasilkan tinjauan banding yang tertunda," kata Youtube.
Youtube juga mengatakan akan lebih berhati-hati tentang konten apa yang dipromosikan termasuk streaming. Kebijakan penggunaan mesin AI ini juga bisa berubah dengan cepat seiring dengan perkembangan wabah corona.

Platform awalnya melakukan demonetisasi seluruh video yang membahas virus corona. Akan tetapi, Youtube akhirnya setuju mengaktifkan iklan pada sejumlah kanal YouTube yang membahas virus corona.

Di sisi lain, pemerintah Inggris kini telah meminta influencer untuk membantu memerangi hoaks dan misinformasi virus corona.

"Kami akan terus menegakkan kebijakan kami mengenai konten virus corona, termasuk menghapus video yang membuat orang tak mencari perawatan medis atau mengklaim zat berbahaya memiliki manfaat kesehatan," kata Youtube.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cermati Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Senin (3/3) Usai IHSG Terjun ke 6.270

Bitcoin Menuju US$115.000, Tapi Tangan Tak Terlihat Dealer Bisa Redam Rally

Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Senin 12 Februari 2024, Cek Daftarnya di Sini