Wakil Presiden Afghanistan, Abdul Rashid
Dastum dipastikan selamat usai serangan yang dilakukan kelompok Taliban, Sabtu
(30/3). Sebelumnya diketahui, kelompok Taliban menyerang konvoi yang membawa
Dostum dan menewaskan sejumlah pengawal pemerintah.
Enayatullah Babur, mantan kepala staf Dostum, mengatakan serangan dilakukan
selama satu jam penuh, menyebabkan beberapa lainnya terluka. Serangan itu
terjadi di provinsi utara Balkh, saat Dostum telah mengadakan rapat
umum pada hari sebelumnya.
Melalui akun Twitter, seorang juru bicara Taliban mengatakan kelompoknya telah
melakukan serangan itu dan mengklaim empat pengawal Dostum telah tewas.
Dostum, seorang pemimpin etnik Uzbekistan yang kuat, terkenal di Afghanistan
karena pengaruh kuatnya yang ekstrem. Dia diklaim berulang kali menggagalkan pengkhianatan
selama 40 tahun negara tersebut dirundung konflik.
Meskipun kesan kejahatan perang
melekat pada namanya dan tuduhan mengorganisir pemerkosaan serta penyiksaan
terhadap saingan politik, Dostum menjadi wakil presiden pertama Afghanistan
pada tahun 2014. Dostum mengklaim dia bisa membersihkan Afghanistan utara dari
Taliban dalam waktu enam bulan.
Dostum telah selamat dari beberapa upaya pembunuhan lain semasa kariernya. Termasuk,
sebuah serangan yang diklaim dilakukan ISIS pada Juli tahun lalu di Kabul. Pada
peristiwa itu, tercatat 23 orang termasuk pengemudi kantor berita AFP Mohammad
Akhtar, tewas.
Sementara itu, Taliban terus melakukan serangan demi serangan. Kelompok tersebut
dilaporkan juga melakukan serangan ke sebuah pos pemeriksaan, Sabtu (30/3).
Serangan itu kemudian berlanjut ke kota Ghazni, Afghanistan Timur.
Juru bicara polisi Ghazni,
Ahmad Khan Seerat mengatakan kepada AFP, keributan
itu dimulai pada Jumat pagi. Secara mendadak, Taliban melancarkan serangan ke
dua pos pemeriksaan yang lokasinya berdekatan. Taliban disebut menyergap
sekelompok polisi yang sedang bergegas ke tempat kejadian, menewaskan seorang
kepala polisi.
Serangan itu terjadi ketika AS tengah berusaha untuk menengahi perjanjian damai
dengan Taliban dan pemerintah Kabul, lebih dari 17 tahun sejak invasi AS yang
bertujuan menggulingkan para pejuang Islam.
Pada Januari lalu, Presiden Ashraf Ghani mengungkapkan sebanyak 45 ribu
personel keamanan telah terbunuh sejak dirinya menjabat pada September 2014.
Komentar
Posting Komentar