Direktur Operasi dan Produksi Timah (TINS) Diberhentikan Sementara, Ada Apa?

  Emiten anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID, PT Timah Tbk (TINS) mengumumkan pemberhentian sementara Direktur Operasi dan Produksi Nur Adi Kuncoro terhitung sejak 13 Oktober 2025. Manajemen TINS tidak menjelaskan secara rinci penyebab pemberhentian Nur Adi Kuncoro dari posisi tersebut. Bila merujuk pada keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Nur Adi Kuncoro diberhentikan dari jabatannya untuk sementara karena terdapat alasan mendesak bagi perusahaan.  "Perusahaan memberikan tugas kepada Direktur Utama PT Timah Tbk sebagai Pelaksana tugas (Plt) Direktur Operasi dan Produksi terhitung sejak tanggal 13 Oktober 2025 sampai dengan ditetapkan pada keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terdekat," tulis Division Head Corporate Secretary Timah Rendi Kurniawan dalam keterbukaan informasi, Rabu (15/10/2025) malam. Pihak TINS merujuk pada ketentuan Pasal 11 ayat 27 Anggaran Dasar Perseroan bahwa Anggota Direksi sewaktu-waktu dapat diberhentikan unt...

Rupiah Melorot ke Rp14.270 Jelang Rilis Inflasi Siang Ini


Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.270 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Rabu (1/7) pagi. Mata uang Garuda melemah tipis 0,04 persen dibandingkan perdagangan kemarin sore di level Rp14.265 per dolar AS.
Pagi ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau menguat terhadap dolar AS. Hanya baht Thailand yang tercatat mengalami pelemahan 0,07 persen.
Yen Jepang menguat 0,10 persen, dolar Singapura menguat 0,04 persen, dolar Taiwan menguat 0,26 persen, won Korea Selatan menguat 0,33 persen, peso Filipina menguat 0,07 persen, rupee India menguat 0,14 persen, yuan China menguat 0,05, dan ringgit Malaysia menguat 0,14.
Sementara itu, mayoritas mata uang di negara maju terpantau berotot terhadap dolar AS. Poundsterling Inggris menguat 0,07 persen, dolar Kanada menguat 0,10 persen dan franc Swiss menguat 0,07 persen. Hanya dolar Australia yang terlihat masih melemah 0,12 persen.
Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra memprediksi pergerakan rupiah hari ini akan dipengaruhi rilis Badan Pusat Statistik (BPS) soal data inflasi Indonesia untuk Juni.
Jika inflasi menunjukkan angka yang lebih rendah di bawah 2 persen untuk year on year, yang mengindikasikan aktivitas ekonomi Indonesia melambat, hal ini bisa memberikan sentimen negatif ke rupiah.
"Rupiah bisa kembali melemah, dengan potensi di kisaran Rp14.150 sampai Rp14.330," kata
Ariston
Kekhawatiran pelaku pasar atas melambatnya pemulihan ekonomi akibat masih tingginya kasus covid-19 yang bisa menekan pergerakan aset berisiko.
"Selain itu pengesahan UU keamanan HK berpotensi meningkatkan ketegangan antara AS dan Tiongkok yang juga akan memberikan sentimen negatif ke aset berisiko. Rupiah bisa tertekan dengan sentimen negatif tersebut," tandasnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cermati Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Senin (3/3) Usai IHSG Terjun ke 6.270

Bitcoin Menuju US$115.000, Tapi Tangan Tak Terlihat Dealer Bisa Redam Rally

Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Senin 12 Februari 2024, Cek Daftarnya di Sini