Pada 19 Juni 2020, masyarakat yang tinggal di sekitar Dermaga Aomi,
Tokyo,
Jepang dikejutkan dengan munculnya ratusan
semut api.
Kementerian Lingkungan Hidup Jepang pun mengkonfirmasi bahwa setidaknya ada
200 semut api yang dinilai sangat berbisa dan berasal dari Amerika
Selatan.
Menurut Peneliti Serangga di Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI) Rosichon Ubaidillah, ratusan semut api
berbisa itu memang bermigrasi melalui barang impor dan merupakan
jenis semut api Solenopsis invicta.
"Ya sangat memungkinkan karena melalui barang import dari negara sumber
(negara asal semut api). Solenopsis invicta asalnya Amerika Latin
(Brazil) dan awal tahun 1930-an ke Amerika Selatan, Meksiko, dan 1940-1950
sampai Amerika dan selanjutnya menyebar ke Asia," jelas Rosichon saat
dihubungi
Jumat (26/6).
Menyoal Solenopsis invicta, semut ini berasal dari Amerika Selatan
dan telah menjajah setidaknya 13 negara bagian di AS.
Panjangnya kurang dari satu inci dan berwarna merah kecokelatan.
Spesies ini umumnya dikenal sebagai semut api merah impor.
Mereka membangun gundukan selebar 18 inci. Gundukan-gundukan ini sering
ditemukan di rerumputan atau hamparan taman dan mereka memakan hewan serta beragam
buah dan sayuran.
Solenopsis invicta menggunakan racunnya untuk membuat mangsa mereka tak
berdaya. Bahkan mereka dapat mengerahkan ratusan anggota untuk membunuh penyu.
Rosichon menilai bahwa mungkin saja semut api itu sudah berada di
Indonesia, dilihat dari intensitas pengiriman barang impor dari negara sumber
ke Tanah Air.
Namun, ia belum menemukan hasil penelitian lebih lanjut
terkait semut tersebut.
"Mungkin sudah, melihat intensifikasi import barang-barang kita sangat
tinggi dari negara-negara sumber. Hanya saja hasil penelitian
ke semut itu belum saya temukan, mungkin lebih dulu dari
jepang," pungkas Rosichon.
Racun semut api adalah campuran dari 46 protein. Pada kebanyakan
orang, sengatan hanya menyebabkan iritasi kulit ringan.
Namun, ada pengujian racun semut api baru-baru ini yang
menunjukkan bahwa racun itu mempengaruhi sistem saraf. Sebab, tak sedikit orang
yang mengeluhkan mengalami gejala halusinasi setelah menerima
gigitan semut ini.
Sengatan semut api biasanya dimulai dengan rasa sakit seperti
tercubit hingga terbakar. Rasa nyeri tidak berlangsung lama, hanya beberapa
detik saja.
Sengatan semut itu menghasilkan tanda khusus dari sengatan
serangga lainnya yaitu muncul luka melepuh berisi nanah berbentuk bulat mirip
jerawat.
Komentar
Posting Komentar