Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2019

Pelemahan Rupiah Berlanjut, Kini Dekati Rp14.200 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.190 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pasar spot Jumat (26/4) pagi. Angka itu melemah 0,04 persen dibandingkan penutupan Kamis (25/4) yakni Rp14.186 per dolar AS. Pagi ini, pergerakan mata uang utama Asia cenderung bervariasi. Terdapat mata uang yang melemah seperti baht Thailand dengan besaran 0,02 persen, dolar Singapura sebesar 0,02 persen, dan dolar Hong Kong dengan besaran 0,01 persen. Namun, terdapat pula mata uang yang menguat seperti won Korea Selatan sebesar 0,01 persen, ringgit Malaysia sebesar 0,05 persen, dan peso Filipina sebesar 0,07 persen. Di sisi lain, yen Jepang tidak bergerak sedikit pun terhadap dolar AS. Kemudian, mata uang negara maju tercatat mengalami pelemahan terhadap dolar AS. Dolar Australia melemah 0,09 persen, poundsterling Inggris melemah 0,08 persen, dan euro melemah 0,06 persen. Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan rupiah masih berpotensi melemah pada hari Jumat. Sent...

BCA Raup Laba Rp6,1 Triliun di Tiga Bulan Pertama 2019

PT Bank Central Asia Tbk atau BCA berhasil meraup laba bersih sebesar Rp6,1 triliun pada kuartal I 2019, atau meningkat 10,1 persen dari raihan periode yang sama tahun lalu yakni sebesar Rp5,5 triliun. Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan laba bersih didapat dari sumbangan pendapatan bunga bersih dan pendapatan operasional yang meningkat 13,7 persen dari Rp14,7 triliun menjadi Rp16,7 triliun. Selain itu, ada peningkatan pendapatan dari layanan sistem pembayaran yang diberikan perusahaan atas transaksi nasabah. "Ada peningkatan jumlah transaksi sebesar 25,8 persen, terutama didukung transaksi mobile banking dan internet banking," ungkap Jahja di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta Pusat, Kamis (25/4). Peningkatan pendapatan bunga dan operasional berhasil didapat perusahaan lantaran penyaluran kredit ke semua segmen naik 13,2 persen menjadi Rp532 triliun pada periode tersebut. Rinciannya, kredit korporasi tumbuh 15,8 persen menjadi Rp207,8 triliun...

Tekanan Trump Terhadap OPEC Tekan Harga Minyak

Penguatan  harga minyak dunia tertahan pekan lalu. Faktor penahan harga salah satunya berasal dari sikap Presiden Amerika Serikat ( AS ) Donald Trump yang kembali menekan Organisasi Negara Pengekspor Minyak ( OPEC ) untuk mengerek produksi minyak mentah demi menurunkan harga bensin. Dilansir dari Reuters, Senin (29/4), harga minyak mentah berjangka Brent pada pekan lalu tak bergerak jika dibandingkan minggu sebelumnya. Pada perdagangan Jumat (26/4) lalu, harga Brent kembali ditutup di level US$72,15 per barel. Padahal sebelumnya, harga Brent menguat empat pekan berturut-turut. Sementara, harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) melemah 1,2 persen secara mingguan menjadi US$63,3 per barel. Pelemahan ini merupakan yang pertama selama tujuh pekan terakhir. Secara harian, penurunan harga terbesar terjadi pada perdagangan Jumat (26/4) lalu di mana harga Brent dan WTI masing-masing merosot sebesar 3 persen dan 2,9 persen. Pada Jumat (26/4) la...