Direktur Operasi dan Produksi Timah (TINS) Diberhentikan Sementara, Ada Apa?

  Emiten anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID, PT Timah Tbk (TINS) mengumumkan pemberhentian sementara Direktur Operasi dan Produksi Nur Adi Kuncoro terhitung sejak 13 Oktober 2025. Manajemen TINS tidak menjelaskan secara rinci penyebab pemberhentian Nur Adi Kuncoro dari posisi tersebut. Bila merujuk pada keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Nur Adi Kuncoro diberhentikan dari jabatannya untuk sementara karena terdapat alasan mendesak bagi perusahaan.  "Perusahaan memberikan tugas kepada Direktur Utama PT Timah Tbk sebagai Pelaksana tugas (Plt) Direktur Operasi dan Produksi terhitung sejak tanggal 13 Oktober 2025 sampai dengan ditetapkan pada keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terdekat," tulis Division Head Corporate Secretary Timah Rendi Kurniawan dalam keterbukaan informasi, Rabu (15/10/2025) malam. Pihak TINS merujuk pada ketentuan Pasal 11 ayat 27 Anggaran Dasar Perseroan bahwa Anggota Direksi sewaktu-waktu dapat diberhentikan unt...

Sriwijaya Air 'Kapok' Tawarkan Program Terbang Sepuasnya


PT Sriwijaya Air mengaku enggan menawarkan kembali program Sriwijaya Air Travel Pass (SJ Travel Pass) seperti yang dilakukan perseroan tahun lalu. Sebab, alih-alih meraup untung, program terbang sepuasnya tersebut malah membuat kantong perusahaan jebol.

"Tidak (membuka program SJ Travel Pass). Untuk saat ini tidak ada. Rugi," tegas Direktur Komersial Sriwijaya Air Joseph Dajoe K Tendean, Senin (15/7).
Program itu dijual pada 9 April-9 Juni 2018, dan berlaku selama 12 bulan sejak tanggal pembelian.

Namun demikian, Joseph tak menjelaskan secara rinci nominal kerugian yang dialami perusahaan dengan menerbitkan program tersebut bagi pengguna. "Rugi, sudah tidak kami lanjutkan lagi," imbuhnya.
Menurutnya, perusahaan sedang berencana membuat program baru untuk menarik masyarakat menggunakan Sriwijaya Air sebagai moda transportasi udara. Manajemen akan mengkaji agar program baru itu tak merugikan keuangan perusahaan, seperti SJ Travel Pass.

"Kami buat yang tidak rugi, seperti Garuda Miles kan kami gabung royaltinya. Di Garuda Miles kan ada royalti program, Sriwijaya Air dimasukkan juga untuk royalti juga," terang dia.

Sekadar mengingatkan, sejumlah penumpang yang menjadi anggota SJ Travel Pass melontarkan protesnya pada awal tahun ini karena merasa dirugikan dengan program tersebut. Mereka yang dijanjikan bisa terbang gratis selama satu tahun setelah membayar Rp12 juta justru sering kehabisan tiket.

Salah satu anggota SJ Travel Pass, Ali Akmal (34 tahun) mengaku selalu kehabisan tiket sejak 5 Desember 2018. Padahal, saat mendaftar pertama kali pada Mei 2018, ia masih bisa menikmati layanan terbang sepuasnya dari maskapai asuhan Chandra Lie tersebut.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cermati Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Senin (3/3) Usai IHSG Terjun ke 6.270

Bitcoin Menuju US$115.000, Tapi Tangan Tak Terlihat Dealer Bisa Redam Rally

Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Senin 12 Februari 2024, Cek Daftarnya di Sini