Direktur Operasi dan Produksi Timah (TINS) Diberhentikan Sementara, Ada Apa?

  Emiten anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID, PT Timah Tbk (TINS) mengumumkan pemberhentian sementara Direktur Operasi dan Produksi Nur Adi Kuncoro terhitung sejak 13 Oktober 2025. Manajemen TINS tidak menjelaskan secara rinci penyebab pemberhentian Nur Adi Kuncoro dari posisi tersebut. Bila merujuk pada keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Nur Adi Kuncoro diberhentikan dari jabatannya untuk sementara karena terdapat alasan mendesak bagi perusahaan.  "Perusahaan memberikan tugas kepada Direktur Utama PT Timah Tbk sebagai Pelaksana tugas (Plt) Direktur Operasi dan Produksi terhitung sejak tanggal 13 Oktober 2025 sampai dengan ditetapkan pada keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terdekat," tulis Division Head Corporate Secretary Timah Rendi Kurniawan dalam keterbukaan informasi, Rabu (15/10/2025) malam. Pihak TINS merujuk pada ketentuan Pasal 11 ayat 27 Anggaran Dasar Perseroan bahwa Anggota Direksi sewaktu-waktu dapat diberhentikan unt...

BI Ramal Neraca Pembayaran Kuartal II 2019 Surplus US$3 M


1.       Bank Indonesia (
BI) memprediksi neraca pembayaran pada kuartal II 2019 bisa mencatatkan surplus US$3 miliar. BI memperkirakan neraca modal dan finansial bisa menutupi kinerja transaksi berjalan yang masih akan defisit hingga akhir Juni.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan hal ini terkonfirmasi dari aliran modal masuk ke Indonesia hingga 4 Juli 2019 yang mencapai Rp170 triliun secara tahun kalender (year-to-date). Angka itu terdiri dari atas transaksi saham senilai Rp71,5 triliun dan Rp98,5 triliun ke transaksi Surat Berharga Negara (SBN).

"Ini juga termasuk dengan dua lelang terakhir SBN yang mencatat kelebihan penawaran (oversubscribe), sehingga ada kepercayaan pasar dan investor terhadap prospek dan kebijakan ekonomi Indonesia. Kami perkirakan neraca pembayaran bisa mencapai US$3 miliar di kuartal II 2019," tutur Perry, Jumat (5/7).
Kendati demikian, ia menyebut angka tersebut masih perkiraan sementara. Bank sentral masih menghitung secara pasti defisit transaksi berjalan setelah Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan neraca perdagangan Juni pada 15 Juli 2019 nanti. Namun, sepanjang kuartal II 2019, neraca perdagangan Indonesia defisit US$2,3 miliar.

"Meski defisit transaksi berjalan kuartal I secara musiman naik paling tinggi antar tahun, tapi perkiraan kami angka tersebut akan lebih rendah 3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) di akhir tahun," jelas dia.
Namun menurutnya, ia masih tetap optimis angka neraca pembayaran bisa sesuai estimasi setelah melihat posisi cadangan devisa akhir Juni lalu yang tercatat US$123,8 miliar atau membaik dibanding bulan sebelumnya US$120,3 miliar. Jika estimasi ini tepat, Perry juga menyebut surplus neraca pembayaran kuartal II akan lebih besar dari kuartal I yakni US$2,41 miliar.

"Tapi, surplus neraca modal dan finansial lebih tinggi dari defisit transaksi berjalan sehingga secara keseluruhan neraca pembayaran akan surplus," pungkas dia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cermati Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Senin (3/3) Usai IHSG Terjun ke 6.270

Bitcoin Menuju US$115.000, Tapi Tangan Tak Terlihat Dealer Bisa Redam Rally

Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Senin 12 Februari 2024, Cek Daftarnya di Sini