JK Sebut Kurangi Mobil Jadi Solusi Tekan Polusi Jakarta
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyatakan salah satu
solusi mengatasi polusi udara
di Jakarta adalah dengan menekan penggunaan mobil. Menurutnya, kualitas udara
yang buruk di ibu kota tak lepas dari banyaknya masyarakat yang mengendarai
kendaraan pribadi, khususnya mobil.
"Itu tantangan untuk gubernur dan kita semua. Laporan mengatakan sebagian besar udara jelek karena kendaraan, jadi ada hubungannya dengan macet dan ada hubungannya dengan orang pakai mobil. Jadi solusinya kurangi mobil," ujar JK di kantor wakil presiden, Jakarta, Selasa (30/7).
"Itu tantangan untuk gubernur dan kita semua. Laporan mengatakan sebagian besar udara jelek karena kendaraan, jadi ada hubungannya dengan macet dan ada hubungannya dengan orang pakai mobil. Jadi solusinya kurangi mobil," ujar JK di kantor wakil presiden, Jakarta, Selasa (30/7).
JK menuturkan masyarakat
mestinya menggunakan mobil dengan emisi kecil sehingga dapat mengurangi dampak
polusi udara. Selain itu pengemudi juga harus tertib dengan tidak mengendarai
mobil sambil merokok karena akan memperburuk kualitas udara di Jakarta.
"Itu harus mobil yang emisinya kecil, mobil euro 4 contohnya. Kemudian bahan bakarnya harus naik, bukan timbal, premium. Publik juga harus menyadari kalau mengendarai mobil tidak boleh sambil merokok," katanya.
Selama ini, lanjut JK, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah berupaya menekan penggunaan kendaraan pribadi dengan memaksimalkan fasilitas transportasi publik. Di antaranya adalah penerapan ganjil-genap hingga pembangunan MRT dan LRT.
"Itu harus mobil yang emisinya kecil, mobil euro 4 contohnya. Kemudian bahan bakarnya harus naik, bukan timbal, premium. Publik juga harus menyadari kalau mengendarai mobil tidak boleh sambil merokok," katanya.
Selama ini, lanjut JK, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah berupaya menekan penggunaan kendaraan pribadi dengan memaksimalkan fasilitas transportasi publik. Di antaranya adalah penerapan ganjil-genap hingga pembangunan MRT dan LRT.
Kendati demikian, JK tak menampik masyarakat sulit
melepaskan kebiasaan menggunakan mobil pribadi sebagai transportasi
sehari-hari. Selama ini dirinya pun bergantung pada penggunaan mobil.
"Sebenarnya kan sudah ada (upaya) mengurangi kendaraan. Ya, tapi orang kan lebih tenang pakai mobil, termasuk saya," ujarnya.
Pada Minggu lalu, Air Quality Index (AQI) Jakarta berada di angka 189, yang berarti kualitas udara ibu kota tergolong tidak sehat. Angka itu masih bertahan hingga hari ini.
Rentang nilai AQI untuk mengukur kualitas udara yakni 0 sampai 500. Skor 0-5 berarti kualitas udara bagus, 51-100 berarti moderat, 101-150 tidak sehat bagi orang yang sensitif, 151-200 tidak sehat. Kemudian, 201-203 sangat tidak sehat, dan 301-500 ke atas berarti berbahaya.
"Sebenarnya kan sudah ada (upaya) mengurangi kendaraan. Ya, tapi orang kan lebih tenang pakai mobil, termasuk saya," ujarnya.
Pada Minggu lalu, Air Quality Index (AQI) Jakarta berada di angka 189, yang berarti kualitas udara ibu kota tergolong tidak sehat. Angka itu masih bertahan hingga hari ini.
Rentang nilai AQI untuk mengukur kualitas udara yakni 0 sampai 500. Skor 0-5 berarti kualitas udara bagus, 51-100 berarti moderat, 101-150 tidak sehat bagi orang yang sensitif, 151-200 tidak sehat. Kemudian, 201-203 sangat tidak sehat, dan 301-500 ke atas berarti berbahaya.
Komentar
Posting Komentar