Direktur Operasi dan Produksi Timah (TINS) Diberhentikan Sementara, Ada Apa?

  Emiten anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID, PT Timah Tbk (TINS) mengumumkan pemberhentian sementara Direktur Operasi dan Produksi Nur Adi Kuncoro terhitung sejak 13 Oktober 2025. Manajemen TINS tidak menjelaskan secara rinci penyebab pemberhentian Nur Adi Kuncoro dari posisi tersebut. Bila merujuk pada keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Nur Adi Kuncoro diberhentikan dari jabatannya untuk sementara karena terdapat alasan mendesak bagi perusahaan.  "Perusahaan memberikan tugas kepada Direktur Utama PT Timah Tbk sebagai Pelaksana tugas (Plt) Direktur Operasi dan Produksi terhitung sejak tanggal 13 Oktober 2025 sampai dengan ditetapkan pada keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terdekat," tulis Division Head Corporate Secretary Timah Rendi Kurniawan dalam keterbukaan informasi, Rabu (15/10/2025) malam. Pihak TINS merujuk pada ketentuan Pasal 11 ayat 27 Anggaran Dasar Perseroan bahwa Anggota Direksi sewaktu-waktu dapat diberhentikan unt...

Surya Biru Murni Acetylene (SBMA) Genjot Ekspansi dan Diversifikasi Bisnis

 

Emiten produsen gas industri, PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA) terus menggenjot ekspansi. Ini selaras pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Timur yang mencapai 4,80% pada Kuartal I-2025.

Pertumbuhan itu dominasi sektor pertambangan yang menyumbang lebih dari 35% terhadap PDRB Kalimantan Timur. Dimana SBMA menyasar sektor pertambangan.

Direktur Operasional Surya Biru Murni Acetylene Julianto Setyoadji menyampaikan, SBMA mampu memperkuat posisinya di sektor pertambangan dengan berhasil memperpanjang kontrak layanan gas industri senilai hampir Rp 1 miliar.

Tak hanya sektor tambang dan Kalimantan Timur, ekspansi SBMA juga menyasar sektor medis di Kalimantan Selatan yang menunjukkan respons positif. 

“Kebutuhan gas medis di wilayah ini diperkirakan mencapai 100 ton per bulan. Ini menjadi pasar strategis yang kami garap secara serius,” jelas Julianto dalam keterangannya, Senin (7/7).

Julianto menilai sektor industri kimia seperti pabrik pupuk dan kertas memiliki potensi pasar yang menjanjikan, dengan nilai penjualan bulanan yang mencapai rata-rata lebih dari Rp 100 juta.

"Sektor galangan kapal (shipyard) di Kalimantan Timur turut menyumbang peningkatan permintaan gas oksigen hingga 10%," katanya.

SBMA juga tengah menjajaki kerja sama strategis dengan beberapa nama besar di sektor energi dan pertambangan seperti PT Petrosea Tbk (PTRO), Grup Adsro, serta sektor migas lainnya.

Sejalan dengan target jangka panjang, SBMA membidik peningkatan profitabilitas hingga lebih dari 15% terhadap total penjualan pada 2026. 

Upaya ini didukung oleh strategi diversifikasi bisnis melalui daur ulang hasil produksi menjadi produk bermanfaat seperti paving block, sebagai bentuk efisiensi dan kontribusi terhadap kelestarian lingkungan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cermati Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Senin (3/3) Usai IHSG Terjun ke 6.270

Bitcoin Menuju US$115.000, Tapi Tangan Tak Terlihat Dealer Bisa Redam Rally

Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Senin 12 Februari 2024, Cek Daftarnya di Sini