Direktur Operasi dan Produksi Timah (TINS) Diberhentikan Sementara, Ada Apa?

  Emiten anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID, PT Timah Tbk (TINS) mengumumkan pemberhentian sementara Direktur Operasi dan Produksi Nur Adi Kuncoro terhitung sejak 13 Oktober 2025. Manajemen TINS tidak menjelaskan secara rinci penyebab pemberhentian Nur Adi Kuncoro dari posisi tersebut. Bila merujuk pada keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Nur Adi Kuncoro diberhentikan dari jabatannya untuk sementara karena terdapat alasan mendesak bagi perusahaan.  "Perusahaan memberikan tugas kepada Direktur Utama PT Timah Tbk sebagai Pelaksana tugas (Plt) Direktur Operasi dan Produksi terhitung sejak tanggal 13 Oktober 2025 sampai dengan ditetapkan pada keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terdekat," tulis Division Head Corporate Secretary Timah Rendi Kurniawan dalam keterbukaan informasi, Rabu (15/10/2025) malam. Pihak TINS merujuk pada ketentuan Pasal 11 ayat 27 Anggaran Dasar Perseroan bahwa Anggota Direksi sewaktu-waktu dapat diberhentikan unt...

Reksadana Baru Besutan BRI-MI Ini Tawarkan Diversifikasi Investasi Berbasis Dolar AS

 

Di tengah gejolak ekonomi global dan ketidakpastian geopolitik, kebutuhan akan diversifikasi aset berbasis mata uang asing makin meningkat.

Instrumen berdenominasi dolar Amerika Serikat (USD) pun kian diminati sebagai upaya menjaga stabilitas nilai portofolio.

Permintaan terhadap reksadana pasar uang berbasis dolar melonjak signifikan. Berdasarkan data Infovesta, dana kelolaan reksadana pasar uang USD di Indonesia mencapai US$199 juta pada kuartal I-2025, tumbuh 73,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Menjawab tren tersebut, PT BRI Manajemen Investasi (BRI-MI) menghadirkan produk baru bertajuk BRI Seruni Likuid Dolar (BSLD), yakni reksadana pasar uang berdenominasi USD yang menyasar investor ritel maupun institusi.

Direktur Utama BRI-MI, Tina Meilina, mengatakan peluncuran BSLD merupakan bagian dari strategi perusahaan dalam menyediakan solusi investasi yang relevan dengan kondisi pasar saat ini.

“Dolar masih menjadi mata uang dominan dalam transaksi global sekaligus instrumen lindung nilai yang efektif. BSLD dikembangkan dengan tata kelola yang kuat dan dukungan Bank DBS Indonesia sebagai bank kustodian untuk menjamin keamanan dan transparansi bagi investor,” ujarnya melalui keterangan resmi, Rabu (30/7/2025).

Situasi suku bunga acuan The Fed yang masih bertahan di kisaran 4,25%–4,50% turut mendorong daya tarik aset berdenominasi dolar.

Banyak investor mulai mengalihkan sebagian dananya ke instrumen USD, baik untuk kebutuhan transaksi internasional maupun sebagai langkah mitigasi risiko fluktuasi nilai tukar dan inflasi.

Produk BSLD dirancang khusus bagi investor yang mengutamakan likuiditas tinggi dan kestabilan nilai aset.

Dana investasi dialokasikan ke instrumen pasar uang dan surat utang jangka pendek dalam denominasi USD, dengan kualitas tinggi dan jatuh tempo kurang dari satu tahun.

Strategi ini memberikan peluang imbal hasil yang kompetitif dengan profil risiko rendah, cocok untuk investor yang ingin menjaga fleksibilitas dalam pengelolaan portofolio dolar mereka.

Saat ini, produk BSLD sudah tersedia melalui BRI Manajemen Investasi dan akan segera dapat diakses melalui sejumlah agen penjual reksadana (APERD) mitra BRI-MI.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cermati Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Senin (3/3) Usai IHSG Terjun ke 6.270

Bitcoin Menuju US$115.000, Tapi Tangan Tak Terlihat Dealer Bisa Redam Rally

Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Senin 12 Februari 2024, Cek Daftarnya di Sini