Direktur Operasi dan Produksi Timah (TINS) Diberhentikan Sementara, Ada Apa?

  Emiten anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID, PT Timah Tbk (TINS) mengumumkan pemberhentian sementara Direktur Operasi dan Produksi Nur Adi Kuncoro terhitung sejak 13 Oktober 2025. Manajemen TINS tidak menjelaskan secara rinci penyebab pemberhentian Nur Adi Kuncoro dari posisi tersebut. Bila merujuk pada keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Nur Adi Kuncoro diberhentikan dari jabatannya untuk sementara karena terdapat alasan mendesak bagi perusahaan.  "Perusahaan memberikan tugas kepada Direktur Utama PT Timah Tbk sebagai Pelaksana tugas (Plt) Direktur Operasi dan Produksi terhitung sejak tanggal 13 Oktober 2025 sampai dengan ditetapkan pada keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terdekat," tulis Division Head Corporate Secretary Timah Rendi Kurniawan dalam keterbukaan informasi, Rabu (15/10/2025) malam. Pihak TINS merujuk pada ketentuan Pasal 11 ayat 27 Anggaran Dasar Perseroan bahwa Anggota Direksi sewaktu-waktu dapat diberhentikan unt...

Kemenkeu Proyeksi Ekonomi Tumbuh 0,31 Persen di Kuartal IV

 

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV 2020 kembali positif di kisaran 0,31 persen. Namun, secara keseluruhan laju ekonomi tahun ini masih terkontraksi. 

Proyeksi itu juga jauh di bawah periode yang sama tahun lalu, 4,97 persen.

Staf Khusus Menteri Keuangan Yustinus Prastowo mengungkapkan pemerintah akan lebih fokus mengoptimalkan upaya mendorong ekonomi pada kuartal IV. Pasalnya, ekonomi diperkirakan masih tumbuh negatif di kisaran 3 persen pada kuartal III.

"Kami berharap kuartal IV akan tumbuh positif meski tipis, prediksinya 0,31 persen. Secara keseluruhan, 2020 kita masih akan tumbuh negatif," katanya pada Diskusi Online bertajuk Resesi dan Percepatan Pemulihan Ekonomi, Rabu (4/11).

Sebagai informasi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan bahwa Indonesia akan masuk ke jurang resesi dengan kontraksi dua kuartal secara terturut-turut.

Pada Kuartal II lalu, Indonesia mencatatkan pertumbuhan negatif sebesar 5,32 persen. Pengumuman resmi baru akan disampaikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), Kamis (5/11) besok.

Oleh karena itu, Yustinus menyebut fokus pemerintah ialah mengungkit pertumbuhan kuartal terakhir 2020 dan 2021 mendatang. Salah satu yang akan menjadi fokus pemerintah adalah reformasi di bidang kesehatan.

"Mendukung peningkatan pengadaan faskes, alkes, dan mendorong kualitas nakes, dan sebagainya," lanjutnya.

Kemudian, melakukan transformasi pendidikan dengan meningkatkan layanan jaringan, perangkat, dan kualitas guru. Berikutnya, adalah layanan digital, dari alat komunikasi dalam meningkatkan layanam publik hingga mendorong digitalisasi pelaku UMKM.

Di kesempatan sama, ia juga menyampaikan bahwa pemerintah tak takut dikritik. Bahkan, dia meminta publik untuk mengkirtik 'sepedas-pedasnya' demi memastikan pengawasan publik berjalan baik.

"Mudah-mudahan dengan dukungan berbagai pihak termasuk kritik sekeras-kerasnya, bantuan sebanyak-banyaknya, ini sangat penting untuk pemerintah," pungkas Yustinus.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cermati Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Senin (3/3) Usai IHSG Terjun ke 6.270

Bitcoin Menuju US$115.000, Tapi Tangan Tak Terlihat Dealer Bisa Redam Rally

Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Senin 12 Februari 2024, Cek Daftarnya di Sini