Direktur Operasi dan Produksi Timah (TINS) Diberhentikan Sementara, Ada Apa?

  Emiten anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID, PT Timah Tbk (TINS) mengumumkan pemberhentian sementara Direktur Operasi dan Produksi Nur Adi Kuncoro terhitung sejak 13 Oktober 2025. Manajemen TINS tidak menjelaskan secara rinci penyebab pemberhentian Nur Adi Kuncoro dari posisi tersebut. Bila merujuk pada keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Nur Adi Kuncoro diberhentikan dari jabatannya untuk sementara karena terdapat alasan mendesak bagi perusahaan.  "Perusahaan memberikan tugas kepada Direktur Utama PT Timah Tbk sebagai Pelaksana tugas (Plt) Direktur Operasi dan Produksi terhitung sejak tanggal 13 Oktober 2025 sampai dengan ditetapkan pada keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terdekat," tulis Division Head Corporate Secretary Timah Rendi Kurniawan dalam keterbukaan informasi, Rabu (15/10/2025) malam. Pihak TINS merujuk pada ketentuan Pasal 11 ayat 27 Anggaran Dasar Perseroan bahwa Anggota Direksi sewaktu-waktu dapat diberhentikan unt...

Satgas PEN Klaim Efek e-Commerce Kalah Jauh dari Pasar Fisik

 

Ketua Satuan Tugas Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) merangkap Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) I Budi Gunadi Sadikin mengklaim kegiatan virtual atau digital tak memiliki dampak besar terhadap ekonomi di masa pandemi covid-19.

"Sebaik-baiknya melakukan virtualisasi atau digitalisasi pasar atau e-commerce, masih jauh dibandingkan volume pasar fisik atau pasar basah, atau di mal-mal yang ada di perkotaan," ucap dia, dalam CEO Networking 2020, Selasa (24/11).

Ia mencontohkannya dengan efek langsung dari acara seminar virtual terhadap ekonomi yang rendah. Hal ini berbeda jika seminar seperti ini dilakukan di hotel atau di tempat yang bisa dikunjungi masyarakat secara fisik, bukan virtual.

"Seminar seperti ini secara digital tetap secara aktivitas ekonomi jauh di bawah kalau dilakukan fisik seperti tahun lalu di hotel," terang Budi.

Kondisi ini, sambung Budi, telah menekan beragam industri usaha di berbagai sektor. Beberapa industri tersebut, yakni pariwisata, transportasi, dan pendidikan. Ia mengakui situasi ini telah membuat Indonesia masuk dalam krisis.

Namun, krisis kali ini berbeda dengan tiga krisis sebelumnya. Diketahui, dunia telah mengalami tiga kali krisis ekonomi, yaitu 1998, 2008, dan 2013.

Ketiga krisis itu disebabkan oleh keuangan. Sementara, krisis pada 2020, disebabkan oleh sektor kesehatan.

"Krisis ini penyebabnya prinsip kesehatan, kalau perlu yang memimpin tetap orang kesehatan. Orang ekonomi seperti saya mundur karena memang yang harus dibereskan kesehatan dulu," kata Budi.

Jika sektor kesehatan sudah pulih, maka masyarakat akan kembali berani keluar. Alhasil, kegiatan kontak fisik kembali terjadi dan ekonomi kembali pulih.

"Sebagian besar ekonomi dunia dan Indonesia itu pergerakannya oleh kontak fisik, di mana orang-orang bertemu di luar," jelas Budi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cermati Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Senin (3/3) Usai IHSG Terjun ke 6.270

Bitcoin Menuju US$115.000, Tapi Tangan Tak Terlihat Dealer Bisa Redam Rally

Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Senin 12 Februari 2024, Cek Daftarnya di Sini