China Klaim AS Berkomitmen Laksanakan Damai Dagang
Perwakilan perdagangan China dan AS pada Jumat sepakat
untuk menciptakan iklim perdagangan
yang saling menguntungkan sesuai yang disepakati dalam perjanjian fase
pertama yang ditandatangani pada Januari.
Kesepakatan disampaikan pejabat Beijing di tengah peningkatan ketegangan dua negara terkait pandemi virus corona.
Wakil Perdana Menteri China Liu He yang memimpin negosiasi perundingan dagang pada Jumat (8/5) pagi telah berbicara dengan Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin kata informasi yang disampaikan Kementerian Perdagangan Negeri Tirai Bambu.
Kesepakatan disampaikan pejabat Beijing di tengah peningkatan ketegangan dua negara terkait pandemi virus corona.
Wakil Perdana Menteri China Liu He yang memimpin negosiasi perundingan dagang pada Jumat (8/5) pagi telah berbicara dengan Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin kata informasi yang disampaikan Kementerian Perdagangan Negeri Tirai Bambu.
"Kedua belah pihak mengatakan harus memperkuat kerja sama ekonomi makro dan kesehatan masyarakat, berusaha untuk menciptakan suasana dan kondisi yang menguntungkan untuk pelaksanaan perjanjian ekonomi dan perdagangan fase satu AS-China, yang mempromosikan hasil positif," kata informasi tersebut seperti dikutip dari AFP, Jumat (8/5).
Sebagai informasi, ketegangan AS dengan China pada
Januari lalu mereda. Beijing setuju untuk mengimpor produk senilai
US$200 miliar dari AS selama dua tahun.
Nilai impor tersebut di atas level yang dibeli pada 2017. Kesepakatan tersebut menandai gencatan senjata dalam perang perdagangan antara dua negara tersebut.
Tapi pekan lalu ketegangan meningkat setelah Presiden AS Donald Trump mengancam akan memberlakukan tarif baru terhadap China. Ancaman disampaikannya setelah ia mengklaim memiliki bukti terkait keterlibatan China dalam penyebaran virus corona melalui laboratorium keamanan tingkat tinggi di kota Wuhan.
Nilai impor tersebut di atas level yang dibeli pada 2017. Kesepakatan tersebut menandai gencatan senjata dalam perang perdagangan antara dua negara tersebut.
Tapi pekan lalu ketegangan meningkat setelah Presiden AS Donald Trump mengancam akan memberlakukan tarif baru terhadap China. Ancaman disampaikannya setelah ia mengklaim memiliki bukti terkait keterlibatan China dalam penyebaran virus corona melalui laboratorium keamanan tingkat tinggi di kota Wuhan.
Komentar
Posting Komentar