Pelonggaran Lockdown Angkat Rupiah ke Rp14.770 per Dolar AS
Nilai tukar rupiah berada di level
Rpp14.755 per dolar AS pada Rabu
(20/5). Posisi ini menguat 15 poin atau 0,1 persen dari Rp14.770 per dolar AS
pada Selasa (19/5) sore.
Rupiah menguat dengan mayoritas mata uang Asia, seperti peso Filipina menguat 0,18 persen, baht Thailand 0,13 persen, dan dolar Singapura 0,08 persen. Kemudian, ringgit Malaysia menguat 0,04 persen dan dolar Hong Kong 0,01 persen.
Sementara beberapa mata uang Asia lain justru terperosok ke zona merah. Won Korea Selatan melemah 0,11 persen, yen Jepang minus 0,06 persen, dan yuan China minus 0,03 persen.
Sedangkan mata uang utama negara maju kompak melemah dari dolar AS. Dolar Australia menguat 0,24 persen, euro Eropa 0,19 persen, poundsterling Inggris 0,17 persen, franc Swiss 0,15 persen, dan dolar Kanada 0,15 persen.
Rupiah menguat dengan mayoritas mata uang Asia, seperti peso Filipina menguat 0,18 persen, baht Thailand 0,13 persen, dan dolar Singapura 0,08 persen. Kemudian, ringgit Malaysia menguat 0,04 persen dan dolar Hong Kong 0,01 persen.
Sementara beberapa mata uang Asia lain justru terperosok ke zona merah. Won Korea Selatan melemah 0,11 persen, yen Jepang minus 0,06 persen, dan yuan China minus 0,03 persen.
Sedangkan mata uang utama negara maju kompak melemah dari dolar AS. Dolar Australia menguat 0,24 persen, euro Eropa 0,19 persen, poundsterling Inggris 0,17 persen, franc Swiss 0,15 persen, dan dolar Kanada 0,15 persen.
Analis sekaligus Kepala Riset Monex Investindo Ariston
Tjendra melihat nilai tukar rupiah akan kembali menguat pada hari ini dengan
bergerak di kisaran Rp14.700 sampai Rp14.900 per dolar AS. Sentimen utama
datang dari perkembangan aktivitas ekonomi di beberapa negara Eropa dan AS usai
melakukan pelonggaran lockdown.
Hal ini sejalan dengan sentimen positif lain, di mana jumlah kasus positif virus corona atau Covid-19 mulai turun di beberapa negara. Begitu pula dengan penemuan vaksin corona yang masih mendukung optimisme pelaku pasar.
"Sentimen positif masih terlihat di pasar keuangan pagi ini meskipun pasar keuangan AS mengalami tekanan semalam. Rupiah bisa mendapatkan dukungan penguatan dari sentimen positif ini," ujar Ariston kepada CNNIndonesia.com, Rabu (20/5).
Kendati begitu, ia melihat pelaku pasar sejatinya tetap berhati-hati karena ketidakpastian masih tinggi. Sebab, pandemi corona belum benar-benar berakhir.
Hal ini sejalan dengan sentimen positif lain, di mana jumlah kasus positif virus corona atau Covid-19 mulai turun di beberapa negara. Begitu pula dengan penemuan vaksin corona yang masih mendukung optimisme pelaku pasar.
"Sentimen positif masih terlihat di pasar keuangan pagi ini meskipun pasar keuangan AS mengalami tekanan semalam. Rupiah bisa mendapatkan dukungan penguatan dari sentimen positif ini," ujar Ariston kepada CNNIndonesia.com, Rabu (20/5).
Kendati begitu, ia melihat pelaku pasar sejatinya tetap berhati-hati karena ketidakpastian masih tinggi. Sebab, pandemi corona belum benar-benar berakhir.
Sementara data-data ekonomi dari berbagai negara masih cukup
buruk, meski ada yang mulai pulih. Di Indonesia sendiri, sentimen bagi rupiah
bisa berasal dari rilis defisit transaksi berjalan (Current
Account Deficit/CAD) dari Bank Indonesia (BI) dalam waktu dekat.
"Untuk CAD, kalau negatif tidak terlalu mempengaruhi rupiah karena memang sudah diekspektasi demikian. Tapi kalau positif, ini bisa mendukung penguatan rupiah," pungkasnya.
"Untuk CAD, kalau negatif tidak terlalu mempengaruhi rupiah karena memang sudah diekspektasi demikian. Tapi kalau positif, ini bisa mendukung penguatan rupiah," pungkasnya.
Komentar
Posting Komentar