Direktur Operasi dan Produksi Timah (TINS) Diberhentikan Sementara, Ada Apa?

  Emiten anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID, PT Timah Tbk (TINS) mengumumkan pemberhentian sementara Direktur Operasi dan Produksi Nur Adi Kuncoro terhitung sejak 13 Oktober 2025. Manajemen TINS tidak menjelaskan secara rinci penyebab pemberhentian Nur Adi Kuncoro dari posisi tersebut. Bila merujuk pada keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Nur Adi Kuncoro diberhentikan dari jabatannya untuk sementara karena terdapat alasan mendesak bagi perusahaan.  "Perusahaan memberikan tugas kepada Direktur Utama PT Timah Tbk sebagai Pelaksana tugas (Plt) Direktur Operasi dan Produksi terhitung sejak tanggal 13 Oktober 2025 sampai dengan ditetapkan pada keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terdekat," tulis Division Head Corporate Secretary Timah Rendi Kurniawan dalam keterbukaan informasi, Rabu (15/10/2025) malam. Pihak TINS merujuk pada ketentuan Pasal 11 ayat 27 Anggaran Dasar Perseroan bahwa Anggota Direksi sewaktu-waktu dapat diberhentikan unt...

Tugas Menperin Agus Gumiwang Pegang Kemudi Otomotif Indonesia


Politikus Partai Golkar Agus Gumiwang Kartasasmita yang resmi menjabat sebagai Menteri Perindustrian punya tugas penting sebagai pembina perkembangan otomotif Indonesia. Dia bakal melanjutkan karya pejabat sebelumnya, Airlangga Hartarto, yang merupakan bosnya di Partai Golkar.

Airlangga, Ketua Partai Golkar, kini mengemban tugas baru, yakni sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. Selama menjabat Menteri Perindustrian, Airlangga belum bisa 100 persen menjalankan peta jalan industri otomotif.

Berikut pekerjaan rumah Agus soal industri otomotif Indonesia:

Mengawal Elektrifikasi

Indonesia sudah mulai masuk ke era elektrifikasi kendaraan. Menurut peta jalan dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin) yang sudah diumumkan isinya menyebut pada 2025 target produksi mobil listrik mencapai 20 persen dari jumlah produksi nasional.

Sedangkan target sepeda motor listrik sebesar 2 juta unit atau 20 persen dari total produksi roda dua di Indonesia yang prediksinya menyentuh 10 juta unit pada tahun 2025.

Target tersebut bukan hanya meliputi kendaraan listrik, tetapi juga hybrid dan plug-in hybrid.

PPnBM

Selain itu ada satu hal yang paling ditunggu produsen otomotif dalam negeri yaitu regulasi harmonisasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM). Regulasi ini disebut bakal membuka penjualan mobil lebih luar sebab variasi seperti sedan, station wagon, dan 4X4 harganya bisa jadi lebih terjangkau.

Selain itu harmonisasi PPnBM juga dipercaya bikin mobil ramah lingkungan harganya makin murah sebab beban tarif ditetapkan berdasarkan emisi gas buang.

Tekan Impor

Target ambisius tersebut bisa menjadi bumerang jika pemerintah tidak siap memberi pengawalan. Target produk listrik berkembang di Indonesia justru berpotemsi membuat Tanah Air jadi serbuan produk otomotif impor.

Tangan dingin Agus diharapkan mampu membuat ekosistem mobil listrik sejalan dengan kapasitas produksi di dalam negeri. Orientasi pengembangan kendaraan listrik mesti rakitan lokal, termasuk industri komponen pendukungnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cermati Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Senin (3/3) Usai IHSG Terjun ke 6.270

Bitcoin Menuju US$115.000, Tapi Tangan Tak Terlihat Dealer Bisa Redam Rally

Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Senin 12 Februari 2024, Cek Daftarnya di Sini