Direktur Operasi dan Produksi Timah (TINS) Diberhentikan Sementara, Ada Apa?

  Emiten anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID, PT Timah Tbk (TINS) mengumumkan pemberhentian sementara Direktur Operasi dan Produksi Nur Adi Kuncoro terhitung sejak 13 Oktober 2025. Manajemen TINS tidak menjelaskan secara rinci penyebab pemberhentian Nur Adi Kuncoro dari posisi tersebut. Bila merujuk pada keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Nur Adi Kuncoro diberhentikan dari jabatannya untuk sementara karena terdapat alasan mendesak bagi perusahaan.  "Perusahaan memberikan tugas kepada Direktur Utama PT Timah Tbk sebagai Pelaksana tugas (Plt) Direktur Operasi dan Produksi terhitung sejak tanggal 13 Oktober 2025 sampai dengan ditetapkan pada keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terdekat," tulis Division Head Corporate Secretary Timah Rendi Kurniawan dalam keterbukaan informasi, Rabu (15/10/2025) malam. Pihak TINS merujuk pada ketentuan Pasal 11 ayat 27 Anggaran Dasar Perseroan bahwa Anggota Direksi sewaktu-waktu dapat diberhentikan unt...

Selasa Pagi, Rupiah Menguat ke Level Rp14.190 per Dolar AS


Nilai tukar rupiah tercatat di posisi Rp14.190 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pasar spot Selasa (1/10) pagi. Posisi ini menguat 0,04 persen dibanding penutupan kurs rupiah pada Senin (30/9) yakni Rp14.195 per dolar AS.

Pagi hari ini, pergerakan mata uang utama Asia bervariasi terhadap dolar AS. Terdapat mata uang yang menguat seperti dolar Hong Kong sebesar 0,02 persen, baht Thailand 0,05 persen, dan peso Filipina 0,1 persen.

Namun di sisi lain, terdapat mata uang yang melemah terhadap dolar AS seperti dolar Singapura sebesar 0,04 persen, yen Jepang 0,06 persen, dan won Korea Selatan 0,15 persen. Sementara itu, ringgit Malaysia tak bergerak terhadap dolar AS.


Mata uang negara maju seperti dolar Australia menguat 0,04 persen terhadap dolar AS. Namun, euro dan poundsterling Inggris masing-masing melemah sebesar 0,02 persen dan 0,09 persen.
Sementara itu, Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan pergerakan rupiah hari ini masih tetap akan melemah karena kelanjutan drama perang dagang antara AS dan China.

Perang dagang kini sudah memasuki babak baru sejak ada kabar bahwa pemerintah AS berencana menghapus perusahaan China yang melantai di bursa saham AS. Namun, kini pelaku pasar mengabaikan kabar itu karena pemerintah AS sempat mengatakan aksi itu bukanlah hal mendesak.

Meski demikian, pelaku pasar masih wanti-wanti terhadap pasar keuangan. "Ini membuat para investor gelisah dan mendorong permintaan dolar AS," jelas Ibrahim, Selasa (1/10).

Sementara dari dalam negeri, pelaku pasar mengantisipasi data inflasi yang akan disampaikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Banyak pihak memprediksi Indeks Harga Konsumen (IHK) akan mengalami deflasi sebesar 0,15 persen secara bulanan.
"Dalam perdagangan hari ini, rupiah masih akan melemah disebabkan data eksternal dengan range di level Rp14.160 hingga Rp14.210 per dolar AS," jelas dia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cermati Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Senin (3/3) Usai IHSG Terjun ke 6.270

Bitcoin Menuju US$115.000, Tapi Tangan Tak Terlihat Dealer Bisa Redam Rally

Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Senin 12 Februari 2024, Cek Daftarnya di Sini