Direktur Operasi dan Produksi Timah (TINS) Diberhentikan Sementara, Ada Apa?

  Emiten anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID, PT Timah Tbk (TINS) mengumumkan pemberhentian sementara Direktur Operasi dan Produksi Nur Adi Kuncoro terhitung sejak 13 Oktober 2025. Manajemen TINS tidak menjelaskan secara rinci penyebab pemberhentian Nur Adi Kuncoro dari posisi tersebut. Bila merujuk pada keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Nur Adi Kuncoro diberhentikan dari jabatannya untuk sementara karena terdapat alasan mendesak bagi perusahaan.  "Perusahaan memberikan tugas kepada Direktur Utama PT Timah Tbk sebagai Pelaksana tugas (Plt) Direktur Operasi dan Produksi terhitung sejak tanggal 13 Oktober 2025 sampai dengan ditetapkan pada keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terdekat," tulis Division Head Corporate Secretary Timah Rendi Kurniawan dalam keterbukaan informasi, Rabu (15/10/2025) malam. Pihak TINS merujuk pada ketentuan Pasal 11 ayat 27 Anggaran Dasar Perseroan bahwa Anggota Direksi sewaktu-waktu dapat diberhentikan unt...

Kalahkan Amazon, Microsoft Dapat Kontrak Pentagon Rp14 T


Microsoft berhasil mendapatkan kontrak komputasi awan dari Departemen Ketahanan Amerika Serikat. Kontrak ini berhasil didapat setelah mengalahkan pesaingnya, Amazon.

Dikutip dari WIRED, Petagon telah mengumumkan Microsoft telah memenangkan kontrak Infrastruktur Pertahanan Perusahaan Gabungan atau yang dikenal dengan nama JEDI (Joint Enterprise Defense Infrastructure) Cloud.

Microsoft telah mengalahkan Google, IBM, Oracle dan pesain beratnya Amazon selama proses tender yang memakan waktu hingga dua tahun.


Proyek JEDI Cloud ini diperkirakan mencapai US$10 miliar atau setara dengan Rp140 triliun untuk kurun waktu 10 tahun.
TechCrunch menulis dengan kemenangan kontrak ini, Microsoft akan menyediakan layanan infrastruktur dan platform cloud untuk operasi bisnis dan misi Pentagon.

"Strategi Pertahanan Nasional menentukan bahwa kami harus meningkatkan kecepatan dan efektivitas yang kami kembangkan dan gunakan kemampuan teknis yang dimodernisasi," kata Kepala Informasi DOD Dana Deasy dikutip dari TechCrunch.

Dalam putaran pertama tender ini, Google, IBM dan Oracle telah terdepak. Penyisihan ini menyisakan Microsoft dan Amazon dalam babak final tender.

Amazon telah dikenal dengan layanan komputasi awannya yang besar yakni Amazon Web Services (AWS). Keputusan ini dinilai mengejutkan karena sebagian pakar menilai Amazon merupakan pelopor dan berpotensi besar untuk menang.
"Kami terkejut tentang kesimpulan ini. AWS adalah pemimpin yang jelas dalam komputasi awan, dan penilaian terperinci murni pada penawaran komparatif jelas mengarah pada kesimpulan yang berbeda," kata juru bicara Amazon kepada TechChrunc melalui email.

Mereka mengungkap tetap akan berkomitmen untuk terus berinovasi di medan perang digital baru di mana keamanan, efisiensi, ketahanan, dan skalabilitas sumber daya dapat menjadi perbedaan antara keberhasilan dan kegagalan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cermati Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Senin (3/3) Usai IHSG Terjun ke 6.270

Bitcoin Menuju US$115.000, Tapi Tangan Tak Terlihat Dealer Bisa Redam Rally

Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Senin 12 Februari 2024, Cek Daftarnya di Sini